Kekayaan di masyarakat dalam sistem kapitalis muncul sebagai seberapa banyak orang tersebut memiliki koleksi dari suatu barang. Barang dari tiap individu seolah menjadi bentuk dasar dari suatu kekayaan. Jadi semakin banyak koleksi barang, semakin kaya seseorang
Pada dasarnya barang merupakan objek pemuasan diluar tubuh manusia, yang memiliki kemampuan untuk memenuhi keinginan manusia, serta kebutuhan-kebutuhan hidup manusia. Seperti objek alam untuk dikonsumsi manusia, atau sesuatu yang diciptakan sendiri.
Setiap barang yang bermanfaat dapat diliat dari dua sisi, yaitu kualitas dan kuantitas. Setiap barang tersebut merupakan campuran dari barang barang, yang bisa juga digunakan dalam berbagai cara. Terdapat juga keragaman dalam mengukur suatu barang, tergantung dari mana cara mengukur benda tersebut berasal, dan sesuai dengan adat atau budaya daerah tertentu.
Kegunaan dari tiap barang tersebut yang merupakan nilai guna dari suatu barang. Nilai guna dari suatu barang juga dikondisikan dengan keadaan fisik dari barang tersebut. Nilai guna juga dapat menciptakan materi pengetahuan, atau yang biasa disebut dengan commercial knowledge of commodities. Nilai guna hanya bisa diketahui setelah adanya pengalaman penggunaan. Mereka merupakan materi atau bagian dari kekayaan, pada masyarakat apapun. Nilai guna juga disebut sebagai material pembawa dari nilai tukar.
Nilai Tukar muncul pertama kali sebagai hubungan kuantitatif, proporsional, yang digunakan untuk menukar suatu Nilai Guna dengan Nilai Guna yang lain dengan bentuk yang berbeda. Hubungan ini kerap berubah seiring dengan berjalannya waktu dan berubahnya suatu tempat. Karenanya Nilai tukar muncul sebagai suatu yang kebetulan, sehingga hal tersebut membentuk nilai yang hakiki.
Nilai guna ada karena pekerjaan dari manusia yang membutuhkannya. Nilai guna juga diukur berdasarkan durasi dari penciptaan barang tersebut. Nilai dari suatu barang juga ditentukan dari kuantitas dari pekerjanya untuk menciptakan barang tersebut. Barang yang diciptakan bersamaan dengan kualitas pekerja yang sama memiliki nilai yang sama.
Nilai dari suatu barang akan tetap, selama waktu kerja untuk produksi barang tersebut juga tetap. Namun, akan berubah dengan keadaan keadaan tertentu. Seperti, skill pekerja, teknologi yang digunakan, kondisi dari bahan yang digunakan, organisasi perusahaan, efektivitas dari suatu produksi.
Suatu barang bisa dikategorikan sebagai nilai guna tanpa memiliki nilai, hal tersebut terjadi ketika barang tersebut tidak di produksi atau di olah untuk menjadi suatu barang yang memiliki nilai guna. Contohnya seperti, air laut, tumbuhan di hutan, minyak yang belum diambil. Barang tersebut memiliki guna namun tidak memiliki nilai.
Sesuatu bisa menjadi berguna, dan suatu produk dari manusia walaupun tidak berbentuk barang. Siapapun yang memuaskan kebutuhannya dengan membuat suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya tersebut telah membuat nilai guna, namun tidak membuat suatu barang. Setiap benda yang memiliki nilai guna mempunyai tenaga kerja yang berguna juga. Nilai guna tidak bisa bertentangan satu sama lain sebagai suatu barang, kecuali tenaga kerja tersebut mempunyai kualitas yang berbeda disetiap benda yang ia buat.
Sementara itu, pekerja yang ada didalam produksi suatu barang hanya dilihat melalui kualitasnya dalam menciptakan barang tersebut. Yang terpenting dalam pekerja tersebut adalah "bagaimana" dan "apa". Semenjak besarnya nilai guna dari suatu barang menggambarkan kualitas dari tenaga kerjanya sendiri, maka "bagaimana" dan "apa" merupakan hal yang penting.
Barang datang ke dunia dalam bentuk yang ber-nilai guna, atau hanya sebagai bahan dasar. Mereka dibilang sebagai barang karena mereka memiliki dua sifat. Pertama karena mereka merupakan barang yang memiliki kegunaan. Kedua karena mereka sebagai pembawa kegunaan. Karena itu, mereka hanya terlihat sebagai barang atau memiliki bentuk barang. Bentuk tersebut ada dua, bentuk alami dan bentuk kegunaan.