Lihat ke Halaman Asli

Mendorong Pemahaman Demokrasi Melalui Program Sekolah Pemilu: Kolaborasi Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan Bawaslu Surabaya

Diperbarui: 21 Desember 2024   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu kerap menjadi tantangan besar di Indonesia, terutama di kalangan pemilih pemula. Menjawab permasalahan tersebut, program "Sekolah Pemilu" hadir sebagai inisiatif strategis yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN MBKM Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya bersama Bawaslu Kota Surabaya. Program ini dirancang untuk memberikan edukasi menyeluruh kepada masyarakat mengenai pentingnya pemilu dalam menjaga keberlangsungan demokrasi. Dengan materi yang terstruktur dan pendekatan yang interaktif, program ini menyasar semua elemen masyarakat, terutama generasi muda yang sering kurang memahami hak dan kewajibannya sebagai pemilih.
Edukasi dalam program "Sekolah Pemilu" difokuskan pada beberapa aspek penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan nilai-nilai demokrasi. Peserta mendapatkan pengetahuan mendalam tentang tahapan pemilu, peran masyarakat dalam mengawal jalannya proses demokrasi, serta dampak buruk pelanggaran seperti politik uang dan manipulasi suara. Mahasiswa KKN juga menyampaikan informasi mengenai cara menilai calon pemimpin berdasarkan visi, misi, dan rekam jejak, sehingga masyarakat dapat memilih secara bijak. Edukasi ini diharapkan membentuk masyarakat yang kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh janji-janji politik yang bersifat transaksional.
Selain memberikan edukasi, program ini juga mengedepankan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan lembaga pemilu, pemerintah, dan tokoh masyarakat. Dengan kerja sama yang kuat, upaya untuk meningkatkan kualitas pemilu dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan. Pendekatan kolaboratif ini tidak hanya membantu menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pemilu yang bersih dan adil, tetapi juga membangun rasa memiliki di kalangan masyarakat. Mereka tidak hanya sebagai peserta pasif, melainkan juga sebagai bagian dari pengawas aktif yang turut menjaga integritas proses demokrasi.
Program "Sekolah Pemilu" juga memberikan perhatian khusus pada pencegahan pelanggaran pemilu melalui peningkatan kesadaran masyarakat. Dengan memahami berbagai bentuk pelanggaran seperti politik uang dan kampanye hitam, masyarakat diajak untuk menolak segala bentuk upaya yang merusak proses demokrasi. Selain itu, peserta juga didorong untuk melaporkan indikasi pelanggaran kepada Bawaslu dan mendukung transparansi dalam setiap tahap pemilu. Pendekatan ini bertujuan untuk membangun masyarakat yang tidak hanya berpartisipasi dalam pemilu, tetapi juga turut menjaga kualitasnya.
Kesuksesan program "Sekolah Pemilu" sangat bergantung pada inovasi dalam metode penyampaian materi dan keterlibatan masyarakat. Pemanfaatan teknologi digital dan media sosial menjadi salah satu cara efektif untuk menjangkau pemilih pemula dan masyarakat di wilayah terpencil. Melalui strategi yang relevan dan adaptif, program ini diharapkan mampu menciptakan pemilih yang cerdas, kritis, dan berintegritas. Dengan dukungan dari semua pihak, program ini tidak hanya meningkatkan kualitas pemilu di Indonesia, tetapi juga memperkuat demokrasi yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline