Lihat ke Halaman Asli

Fernando Zulady Urmeneta

Hipnoterapis Profesional

Stress dan Gangguan Kesehatan

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa stress sudah menjadi bagian dalam hidup manusia sejak manusia itu sendiri ada. Pada jaman pra sejarah, manusia harus berhadapan dengan ancaman yang berasal dari hewan-hewan buas, kondisi alam, serta perang antar suku. Pada jaman modern ini, manusia harus berhadapan dengan kondisi-kondisi seperti kemacetan lalu-lintas, pemenuhan kebutuhan hidup, persaingan kerja, tuntutan hidup, dan lain sebagainya. Walaupun terlihat berbeda, namun kondisi yang dialami oleh manusia pra sejarah dan manusia modern sama-sama dianggap sebagai ancaman oleh tubuh dan tubuh memberikan reaksi yang sama pada ancaman itu baik pada manusia pra sejarah maupun manusia modern. Reaksi yang diberikan oleh tubuh tersebut dikenal dengan Fight or Flight Mechanism / Fight or Flight Response.

Fight or Flight Mechanism adalah suatu proses dimana organisme akan menilai ancaman yang sedang dihadapinya. Apabila ancaman tersebut dinilai kecil dan bisa dihadapi maka organisme akan memberikan perlawanan dan apabila ancaman tersebut dinilai lebih besar dari dirinya dan tidak bisa dihadapi, maka organisme akan lari dari ancaman tersebut. Selain memberikan penilaian, pada kondisi Fight or Flight Mechanism ini juga terjadi proses kimiawi didalam tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Pada saat menghadapi ancaman, baik menilai akan menghadapi (Fight) atau melarikan diri (Flight), manusia membutuhkan energi. Sehingga tubuh mulai melepas hormon-hormon yang dibutuhkan untuk mendapatkan energi. Saat ancaman terjadi, stimulus ditangkap oleh panca indera dan kemudian diteruskan ke otak. Di otak, informasi yang masuk akan diproses dan pada saat dianggap sebagai ancaman, otak akan mengkalkulasi besar-kecilnya ancaman tersebut dan memutuskan apakah akan melawan atau lari. Kemudian bagian dari otak yaitu Hypothalamus akan mengeluarkan hormone yang disebut Corticotropin-Releasing Hormone yang kemudian diterima oleh kelenjar Pituitary. Kemudian kelenjar Pituitary akan melepas Adrenocorticotropic Hormone yang akan diterima oleh Adrenal Cortex dan menyebabkan Adrenal Cortex melepas Cortisol. Pada saat yang bersamaan, Hypothalamus juga mempengaruhi Adrenal Modulla untuk melepas Adrenalin.

Pada saat menghadapi ancaman, Adrenalin dibutuhkan untuk membuat tubuh berada dalam kondisi siaga dan siap untuk menjalankan respon dari otak. Hal ini ditandai dengan detak jantung semakin cepat, otot-otot mengeras, ritme nafas menjadi cepat. Tentunya tubuh yang telah dalam kondisi siaga juga membutuhkan “bahan bakar” untuk dapat memberikan reaksi atas ancaman yang terjadi. Untuk itu Cortisol akan berfungsi sebagai “kendaraan” untuk mengangkut “bahan bakar tersebut”. “Bahan bakar” yang diperlukan dalam proses ini antara lain adalah glukosa. Sehingga tubuh mengurangi produksi insulin agar kadar glukosa dalam tubuh meningkat. Selain insulin, tubuh juga mengurangi produksi sejumlah hormone seperti Serotonin dan system imun.

Pada manusia pra sejarah, “bahanbakar” tersebut langsung digunakan baik untuk melawan ataupun lari dari ancaman yang ada. Dan seiring dengan berlalunya ancaman tersebut, tubuh mulai menjadi seimbang kembali, otak akan mengurangi produksi adrenalin dan cortisol, disaat yang bersamaan, insulin, serotonin dan system imun kembali ke level normal. Sayangnya, pada manusia modern, mekanisme tersebut sering tidak berjalan. Karena tuntutan hidup, seringkali manusia modern menghadapi ancaman yang terus-menerus. Stress yang terjadi secara terus menerus inilah yang menyebabkan ketidak seimbangan dalam tubuh. Adrenalin dan cortisol terus diproduksi yang menyebabkan detak jantung menjadi tidak normal dan pada akhirnya bisa menyebabkan gangguan pada jantung. Tekanan darah juga menjadi tinggi dalam kondisi ini, sehingga bila dibiarkan, dapat memicu terjadinya serangan stroke. Sementara itu, karena produksi insulin menjadi tidak seimbang, kadar glukosa dalam darah juga meningkat. Yang bila dibiarkan, dapat memicu terjadinya diabetes. Belum lagi ditambah dengan cara “lari” dari stressor dengan cara yang salah. Seperti mengkonsumsi alkohol yang dapat mempengaruhi tingkat kesadaran dan dalam kadar tertentu dapat merusak ginjal, makan berlebihan yang dapat memicu terjadinya obesitas dengan penyakit-penyakit yang menyertainya, merokok berlebihan yang dapat merusak paru-paru, dan lain sebagainya.

Itulah sebabnya mengapa penyakit-penyakit tersebut sering kita jumpai pada manusia modern. Namun sesungguhnya itu semua dapat dihindari dengan mengelola stress dengan cara yang benar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline