Lihat ke Halaman Asli

Orang Tua Gayus harus meminta maaf ?

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa jam yg lalu saya menonton wawancara orang tua Gayus Tambunan disalah satu acara berita tv swasta dengan presenter perempuan yang cantik dan terlihat cukup pintar. Gayus Tambunan saat ini sudah menjadi icon mafia pajak negri ini.

Kita semua tentunya sepakat bahwa pelaku korupsi atau pelaku kejahatan bila terbukti bersalah harus dihukum seberat-beratnya, bahkan bila pelaku tsb teman, kerabat ataupun anggota keluarga kita.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

"Sungguh orang-orang terdahulu sebelum kelain dihancurkan ( oleh Allah ) karena bila pemuka mereka mencuri dibebaskan dari hukum, dan bila orang-orang lemah yang mencuri ditimpakanlah kepada mereka hukuman. Demi Allah, seandainya Fatimah putri Muhammad melakukan pencurian, niscaya akan saya potong tangannya ".

Dalam wawancara tsb orang tua gayus mengatakan, bila gayus terbukti bersalah maka gayus harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena dia sudah dewasa sudah dapat mengetahui tindakannya benar atau salah,

Namun ada sesuatu yg mengelitik benak saya ketika presenter yg cantik itu menanyakan, apakah orang tua gayus bersedia meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena apa yg diperbuat anaknya telah melukai hati rakyat negri ini, orang tua Gayus terlihat bingung dgn pertanyaan tsb, namun pertanyaan tsb tetap dijawab “apa salah saya sehingga saya harus meminta maaf, biar Gayus langsung yg meminta maaf kepada rakyat Indonesia”.

Saya melihat jawabanya orang tua gayus sangat wajar, justru yg tidak wajar pertanyaan presenter cantik tersebut,

Apakah orang tua harus menanggung beban, walaupun beban tsb hanya sebatas permintaan maaf dari perbuatan anaknya yg tidak dia ketahui, sementara anaknya sudah dewasa, apalagi sang anak merupakan anak yg cerdas (kalau ga cerdas susah jadi koruptor) yang sudah pasti mengetahui perbuatannya salah atau tidak.

Biarkan kesalahan seseorang cukup orang tersebut yang menanggungnya, jangan bebankan tanggung jawabnya kepada orang lain baik itu keluaraga maupun kerabatnya yang tidak tahu menahu dari perbuatannya dan tindakannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline