Cerita Alexa hari ini tdk ia tutur dlm balut senyumnya yang manis sprt biasanya. Tangisan dan deraian air matanya bercerita: Dia terluka dan mungkin tidak akan dia lupa.
Dalam dekap mama ia menangis membuat ceritanya hari ini terdengar samar tapi nenar, memar, dan sedih. Menyimak cerita versi polosnya tentang pengalaman hari ini membuat saya merefleksikan sesuatu dan biarkan refleksi itu menjadi catatan saya sebagai orangtua untuk menjadi bekal mendampinginya pada hari-hari kedepan.
Sumber: Fernandes Nato
Pemberian persepsi atas pengalaman anak-anak yang dilihat dan didengar oleh orang dewasa kadang membuatnya menjadi sesuatu yang begitu serius. Sedangkan pada dirinya atau sejatinya dunia anak-anak adalah dunia manusia bermain (homo ludens).
Saya barangkali yang memberi persepsi serius terhadap dunia bermain anak-anak ini. Saya punya alasan, karena usia dunia bermain ini adalah masa emas pertumbuhan mereka. Bila mereka bermain untuk membuat mereka tumbuh maka mereka akan tumbuh dan besar. Bila mereka bermain dengan kekerasan maka mereka akan menjadi 'ba**n*an' serta tidak memiliki empati.
Sumber: Fernandes Nato
Kejujuran dan keberanian Alexa untuk bercerita kepada Papa dan Mama hari ini menjadi sebuah indikator baik bagi kami sebagai orangtua tentang pencapaian-pencapaian kecil dalam pendampingan pertumbuhannya. Padanya juga kami mengajarkan bahwa tangan, kaki, dan seluruh 'kesadaran' kita hanya untuk hal-hal baik. Tidak untuk memukul, apalagi menindas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI