Lihat ke Halaman Asli

Fernanda Rio Prayoga

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember

Akuisisi Paolo Thaon di Revel Class: Urgensi Pertahanan Maritim Indonesia?

Diperbarui: 4 April 2024   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.seaforces.org

Kerjasama yang telah diteken oleh Kementerian Pertahanan Italia untuk penyediaan dua unit PPA telah ditandatangi oleh Pierroberto, CEO dan Managing Director Fincantieri, beserta pejabat dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, di hadapan Dario Desta, General Manager Divisi Kapal Angkatan Laut. Kapal PPA Paolo Thaon Di Revel class ini sebenarnya sudah dibangun di Galangan Kapal Terpadu di Riva Trigoso-Muggiano.

Dilansir dari navalnews.com, Kementerian Pertahanan RI sebenarnya sudah mempunyai ketertarikan terhadap kapal ini, dimulai dari Kampanye Maritim Fransesco Morosini, kapal PPA Angkatan Laut Italia yang singgah di Indonesia pada Juli 2023. Pembelian ini dapat memberikan sinergi lebih, terutama pada bidang operasional, industri dan teknologi pertahanan antar kedua negara. Kapal ini juga akan mendukung Indonesia dalam menjaga kepentingan pertahanan nasional dan berkontribusi pada stabilitas Indo-Pasifik.

Sebenarnya kapal-kapal yang dijual kepada Indonesia merupakan yang sudah siapkan untuk Angkatan Laut Italia, untuk mengefektifkan kebutuhan dan pengiriman kepada Angkatan Laut Indonesia. Sekaligus memenuhi kebutuhan dan ketegangan kawasan dengan Tiongkok.

Kapal PPA ini memiliki spesifikasi tempur sebagai Multipurpose Offshore Patrol Ship, kapasitasnya yang fleksibel dan multiguna, mulai dari patroli laut, penyelamatan sipil hingga kapal perang kombatan garis depan untuk konfigurasi tempur penuh.

Meski kapal ini memiliki label OPV/kapal patroli lepas pantai namun spesifikasi yang dibawa menyerupai kelas frigat. OPV ini memiliki panjang 143 meter dan lebar 16,5 meter, menggunakan propulsi CODAG (Combined Diesel and Gas). Kecepatan maksimalnya mencapai 32 knots dan dapat menjelajah hingga 9.300 km dengan kecepatan 15 knots.

Untuk persenjataannya, dibekali 1 x OTO Melara 127/64 mm Vulcano with Automated Ammunition Handling System (AAHS) pada haluan, 1 x OTO Melara 76/62 mm Strales Sovraponte Anti-aircraft gun pada buritan kapal, 2 x Oto Melara Oerlikon KBA B06 remote mounting, rudal pertahan udara CAMM-ER 2 x 8 cell dengan peluncur DCNS SYLVER A70 VLS, rudal anti kapal/permukaan 8x Teseo/Otomat Mk2-2/E dan 2  x triple tube torpedo launcher WASS B-515/3 untuk torpedo Black Arrow 324mm. Untuk pertama kalinya kapal perang Indonesia menggunakan meriam OTO Melara 127/64 mm, lebih besar dari meriam Bofors 120 mm pada Fatahillah Class. Kapal ini juga mampu menggotong helikopter 2 x 90 SH90 maupun 1 x AW101 anti Submarine dengan flight deck seluas 25,5 x 16,5 meter.

CEO and Managing Director of Fincantieri, Pierroberto Folgiero, "Kontrak ini merupakan tonggak sejarah bagi pengembangan kemitraan strategis antara Grup kami dan Indonesia. Kami memandang ini sebagai yang pertama dari banyak peluang kolaborasi yang signifikan dengan Kementerian Pertahanan Indonesia, mengikuti pendekatan kemitraan jangka panjang berkat dukungan struktural dari institusi kami, dimulai dengan Kementerian Pertahanan dan Angkatan Laut Italia. Asia Tenggara adalah wilayah yang memiliki kepentingan geopolitik sentral di mana Fincantieri bertujuan untuk memperkuat kehadirannya, sebagaimana didefinisikan dalam Rencana Bisnis".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline