Setiap tahunnya, pada 22 Oktober menjadi hari yang sangat sakral bagi kaum santri di negeri ini, hari tersebut diperingati sebagai Hari Santri Nasional yang ditetapkan sejak tahun 2015 lalu oleh Presiden Joko Widodo di Masjid Istiqlal Jakarta. Penetapan tanggal tersebut bukanlah tanpa alasan, pada 22 Oktober merupakan momen dimana KH. Hasyim Asy'ari saat itu mengeluarkan Resolusi Jihad bagi kaum santri yang dikenal dengan Laskar Hizbullah, yang menjadi titik awal kebangkitan pergerakan kaum santri dalam membangun dan berjuang untuk negeri ini.
Peringatan Hari Santri tahun ini terasa berbeda dengan tahun sebelumnya, terdapat sebuah kado indah yang didapatkan oleh kalangan pesantren pada tahun ini yaitu dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang Dana Abadi Pesantren. Perpres ini melengkapi Undang Undang Pesantren yang dikeluarkan pada tahun 2019 lalu.
Perpres Dana Abadi Pesantren dilatarbelakangi adanya desakan terhadap pemerintah mengenai komitmennya dalam mengembangkan dan menguatkan basis pendidikan agama terutama di Pesantren. Dana Abadi Pesantren ini memiliki maksud pengalokasian dana setiap tahunnya dari APBN untuk pengembangan pesantren, yang dimana sebelumnya dana bagi pesantren tidak pernah dialokasikan secara khusus pada APBN sektor Pendidikan setiap tahunnya.
Dengan adanya Dana Abadi Pesantren ini membuka jalan lebar bagi kalangan pesantren untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia yang ada di pesantren, yang selama ini kaum santri dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat, dengan pemanfaatan yang maksimal dari Dana Abadi Pesantren dapat menjadi salah satu solusi peningkatan kapasitas dan kapabilitas kaum santri.
Hari Santri dapat menjadi momen kebangkitan kaum santri untuk mendapatkan kembali hegemoni yang telah lama dibangun oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari serta sebagai sarana pengembangan kaum santri, sehingga refleksi Hari Santri tahun ini mampu menjadi awal yang baik bagi perkembangan pergerakan kaum santri kedepannya.
