Lihat ke Halaman Asli

Fernanda Syahputra

Universitas Brawijaya

Sarinah Ampelgading: Program Inisiasi Kelompok 54 Mahasiswa Membangun Desa Guna Meningkatkan Peranan Perempuan Desa Ampelgading

Diperbarui: 6 Agustus 2024   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Penulis (2024)

Minggu, 14 Juli 2024. Kelompok Mahasiswa Membangun Desa atau yang kerap disebut MMD merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang dicanangkan oleh Universitas Brawijaya guna mewujudnyatakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan yang dilaksanakan di berbagai desa yang tersebar di seluruh desa yang ada di Jawa Timur.

Pada beberapa waktu lalu salah satu kelompok KKN Universitas Brawijaya kerap membawa program menarik guna meningkatkan peranan perempuan. Hal ini kerap sejalan sebagaimana yang terdapat pada poin SDGs mengenai kesetaraan gender. Program kerja ini kemudian dinamakan program Sarinah Ampelgading 2024. Sarinah Ampelgading merupakan agenda pemilihan Putri Desa Ampelgading yang dilakukan di Balai Desa Ampelgading, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar beberapa waktu lalu.

Dokumentasi Penulis (2024)

Program ini diketuai oleh Gaudensio Pardosi dari Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya dan dibantu oleh Khusnul Khotimah selaku perwakilan dari karang taruna. Adapun agenda ini pada awalnya terinspirasi dari salah satu buku dari Bung Karno, yakni buku Sarinah. Sarinah yang kerap digaung -- gaungkan sebagai tajuk dari acara ini merupakan sosok Wanita penting yang kerap mengajarkan Bung Karno arti cinta kasih dan kepedulian kepada sesama. Melalui agenda Sarinah 2024 harapannya akan semakin banyak perempuan yang berdampak bagi lingkungan sekitarnya. Inilah yang kemudian menjadi awal terbentuknya Sarinah Ampelgading 2024.

Agenda Pemilihan Putri Desa Ampelgading 2024 lalu berjalan dengan sangat meriah. Meskipun kuantitas perempuan di Desa Ampelgading terbilang sedikit, namun acara ini tetap mendapatkan antusias dari seluruh lapisan masyarakat. Gaudensio kerap menuturkan bahwa pemilihan Putri Desa Ampelgading sebagai upaya memperjuangkan kesetaraan gender khususnya di Desa Ampelgading.

 "Blitar itu Kota Bung Karno, maka Bung Karno dalam bukunya yang berjudul Sarinah pernah mengatakan pada dasarnya laki -- laki dan perempuan itu seperti sepasang sayap seekor burung! Ketika patah sayap yang satu, maka tak dapat burung itu terbang sampai ke puncak. Namun ketika sayap itu saling mengepak sama kuatnya maka terbanglah burung itu sampai ke puncak!"

Dokumentasi Penulis (2024)

Begitulah tutur Gaudensio beberapa waktu lalu untuk menggambarkan mengenai kesetaraan gender di Desa Ampelgading itu sendiri. Rangkaian kegiatan Sarinah 2024 ini terdiri dari dua agenda besar, yakni : Seminar Perempuan Berdikari dan Malam Puncak Final Sarinah 2024. Pada seminar Perempuan Berdikari ini dihadiri oleh Miss Grandstar Jawa Timur, Miss Azel sebagai pemateri yang turut memberikan motivasi dan arahan mengenai sosok perempuan yang mandiri dan harus bisa menjadi patron perubahan. Dan di malam puncak final pemilihan Sarinah 2024 secara khusus kelompok 54 Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya tersebut kembali menghadirkan Duta Mister dan Miss Grandstar Jawa Timur, yakni Mister Arief Muaz Sidik dan Miss Azelliea Phionnie sebagai juri dan diikuti oleh dua juri yang dipilih dari perangkat desa.

Dokumentasi Penulis (2024)

Pemilihan Sarinah Ampelgading 2024 memperebutkan tiga gelar utama, yakni : Sarinah Utama Ampelgading (diperoleh Sefia Nur Kinanti), Sarinah Lingkungan (diperoleh oleh Yuan Nita ), dan Sarinah Persahabatan (diperoleh oleh Azzahra Sefi H). Melalui agenda ini Gaudensio Pardosi selaku ketua pelaksana menekankan bahwa Sarinah Ampelgading kiranya harus bisa tumbuh menjadi Wanita progresif yang berwelas asih namun kuat, menjadi perempuan yang cerdas juga taat kepada agama. Dengan demikian Sarinah Ampelgading harus bisa menjadi pembawa perubahan dan warna baru di Desa Ampelgading itu sendiri.

Acara tersebut ditutup dengan meriah dan sorak sorai dari warga Desa Ampelgading. Adapun Ade Risky sebagai Master of Ceremony menutup acara ini dengan mengatakan"Perjuangan perempuan bukan hanya menuntut persamaan hak, namun juga mengarah pada perubahan konstruksi sosial. Yakni berevolusi menjadi sebuah tatanan masyarakat yang adil dan anti diskriminasi."  Begitulah tuturnya malam puncak final Sarinah Ampelgading pada 14 Juli 2024 lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline