Lihat ke Halaman Asli

Fernanda Rifsa Zahrany

mahasiswa IAIN Ponorogo

Pengaruh Pola Asuh Orangtua Otoriter terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik

Diperbarui: 31 Maret 2024   05:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan seseorang untuk mencapai segala cita-citanya atau apapun yang peserta didik inginkan kedepannya. Melalui pendidikan generasi-generasi muda dapat berpikir kreatif dan inovatif sehingga mencerdaskan anak bangsa. Masa depan suatu bangsa pada umumnya akan ditentukan oleh proses pendidikannya, oleh karena itu sebagai anak bangsa generasi penerus hendaklah mencapai pendidikan setinggi-tingginya. 

Motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar. Apabila seorang anak mendapatkan pola asuh yang kurang tepat maka akan memengaruhi motivasi belajarnya. Peserta didik menjadi merasa tidak bersemangat dan kurang percaya diri. Sesungguhnya motivasi setiap anak berbeda-beda termasuk motivasi belajarnya. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh individu dapat tercapai sesuai keinginan peserta didik. 

Peserta didik yang memiliki motivasi akan dapat meluangkan waktu belajar lebih banyak dan lebih tekun dari mereka yang memiliki atau bahkan tidak memilki motivasi belajar sama sekali. Setelah anak mendapatkan motivasi dalam belajarnya secara tidak langsung akan berdampak baik pada prestasinya atau kemampuannya, tetapi kenyataanya banyak yang motivasi dalam belajarnya menurun, banyak alasan mengapa dapat terjadi penurunan motivasi belajar salah satu di sebabkan pola asuh orangtua otoriter terhadap anak. 

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola yang berarti  corak, model, sistem, cara kerja, bentuk atau struktur yang tetap. Sedangkan asuh berarti menjaga, merawat dan mendidik anak kecil, membimbing, membantu, melatih dan sebagainya. Peran pola asuh orangtua adalah pola perilaku yang diterapkan orangtua kepada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Disamping itu, pola asuh juga berarti suatu bentuk kegiatan merawat, memelihara dan membimbing yang dilakukan orangtua kepada anak-anaknya agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan mandiri. (Santrock, 2002) mengemukakan bahwa pola asuh adalah cara atau metode pengasuhan yang digunakan orang tua agar anak-anaknya dapat tumbuh menjadi individu-individu yang dewasa secara sosial.

Dalam kamus bahasa indonesia, otoriter berarti berkuasa sendiri dan sewenang-wenang.Menurut (Singgih D Gunarsa dan Ny,Y Singgih D. Gunarsa, 1995) pola asuh otoriter adalah suatu bentuk pola yang menuntut anak agar patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat oleh orang tua tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya sendiri.

Menurut Baumrind pola asuh otoriter (parent oriented) adalah pola asuh menekankan segala aturan orang tua harus ditaati oleh anak. Pola asuh otoriter merupakan bentuk gaya atau pola pengasuhan yang menuntut anak agar patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang ditetapkan tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau menyampaikan pendapatnya sendiri. Pola asuh orang tua otoriter adalah pola asuh yang menekankan segala aturan orang tua harus ditaati oleh anak. 

Orang tua berperan dalam memberikan tugas dan menentukan berbagai aturan sehingga anak lebih patuh dan tunduk atas peraturan. Pola asuh otoriter dapat membentuk konsep diri anak yang negatif karena anak merasa tertekan, dikekang dan tidak bebas dalam hal apapun. Pola asuh orangtua yang otoriter memberikan pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak. Pengaruh orang tua otoriter terhadap perkembangan motivasi belajar anak membuat anak tidak bersemangat dalam sekolah sehingga menyebabkan peserta didik kurang percaya diri dan membuat keributan di dalam kelas. Pengaruh yang sangat kuat dalam setiap tahap perkembangan anak akan terus berlanjut sampai habis masa dewasa awal.   

Menurut (Zahara Idris dan Lisma Jamal, 1992) ciri-ciri dari pola asuh otoriter adalah sebagai berikut.

  • Anak harus mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah
  • Orang tua cenderung mencari kesalahan-kesalahan anak dan kemudian menghukumnya
  • Orang tua cenderung memberikan perintah dan larangan kepada anak  
  • Jika terdapat perbedaan pendapat antara orangtua dan anak, maka anak dianggap pembangkang
  • Orang tua cenderung memaksakan disiplin
  • Orang tua cenderung memaksakan segala sesuatu untuk anak dan anak hanya sebagai pelaksana
  • Tidak ada komunikasi antara orangtua dengan anak

Dalam pola asuh orang tua yang otoriter pasti memiliki akibat positif dan negatif sebagai berikut:

1). Kelebihan dari pola asuh orang tua otoriter yaitu 

  • Anak patuh terhadap orang tua dan tidak berani melanggar perintah orang tua  
  • Anak menjadi disiplin 
  • Anak merasa memiliki tanggung jawab sehingga takut dikenai hukuman 
  • Anak memiliki kesetiaan yang tinggi terhadap orang tua

2). Kekurangan dari pola asuh orang tua otoriter yaitu 

  • Pribadi anak menjadi suka menyendiri, merenung, mengalami kemunduran kematangannya, dan ragi-ragu dalam semua tindakan 
  • Kurangnya inisiatif dan kreasi dari anak 
  • Anak bertanggung jawab karena takut dikenai hukuman. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline