Susah menyusun rangkaian kata agar menjadi sebuah cerita yang dapat dipahami, karena persoalannya sedikit rumit. Jadi, lahir lah seorang pemuda linglung, yang tak jelas arah tujuannya. Hidupnya memang tak bisa lepas dari cinta. Tanpa cinta dia tak bisa bernafas, bak manusia kehilangan oksigen. Jika dia sudah terjerat rasa, akan begitu mudah untuk menaklukan hati calon pasangannya. Sayangnya, dia belum bisa mendeteksi apakah itu cinta asli atau kah palsu. Dia hanya tau, perasaannya sudah terpikat oleh seseorang yang membuatnya melayang. Padahal, perkenalan mereka belum jauh. Seakan-akan wajah dan cara berpakaian menjadi magnet. Terlalu gampang jatuh cinta, menelusuri kisah orang yang ia cintai saja belum. Hanya terima bersih. Langsung terbuai hanya karena percakapan yang berisi gombal-gombal pasaran.
Awalnya, pemuda ini mencintai seorang wanita cantik yang berperilaku sangat dewasa. Namun seiring hari lenyap oleh waktu, mereka mengakhiri hubungannya. Wanita ini mengaku sudah banyak kesabaran yang ia lakukan untuk memahami lelakinya. Dimulai dari pelampiasan amarah yang seharusnya tak pantas ia dapatkan, kurang peka memahami saat masalah menguji, dan tak ada pengorbanan yang dilakukannya. Setiap hari selalu sms, tak ada telpon ataupun jalan bareng. Bosan. Alasannya selalu labil ekonomi. Ya, sebenarnya sih wajar saja, tapi kalau memang lelaki, harus bisa mengusahakan bagaimana pun caranya. Malu, kalau wanita yang meminta duluan, karena itu sudah menjadi kewajiban laki-laki membahagiakan wanitanya. Dengan sms terus-menerus tanpa ada pertemuan, hubungan terasa hambar. Bak makanan basi berhari-hari. Jika faktanya dalam keadaan labil ekonomi, bukan berarti tiada pertemuan. Pertemuan yang diselingi dengan jalan-jalan tak harus mengeluarkan selembar kertas bernilai rupiah, menikmati berdua dengannya sudah cukup membuat bahagia. Lagipula, pasangan itu kan saling melengkapi. Lelaki tidak selalu menjadi keharusan untuk membayar ini-itu, sebagai wanita juga harus bisa memahami kondisi ini, dan rela untuk mengeluarkan uang. Gengsi? Tak ada gunanya. Lalu, apa susahnya?
Wanita ini sudah cukup untuk memahami dan mengalah kepada lelakinya. Hatinya lelah, karena yang menemani harinya selalu dering sms dari ponselnya. Seharusnya suara jemputan untuk bertamasya ria bersama. Tapi, ini mungkin jalan yang tepat. Dia mengakhiri lelakinya untuk selama-lamanya. Lebih baik pergi meninggalkan kesesakan yang meradang, daripada membenamkannya terlalu lama. Ah, terasa lega.
Namun, lelaki ini lagi-lagi mencari cinta. Memang, pengembara sejati. Seolah-olah permasalahan yang baru saja menghampiri, dengan mudahnya ia lupakan, sementara ia telah menyakiti hati seorang wanita yang tak bersalah. Kali ini, ia temukan wanita berpenampilan trendy. Mereka satu kota, tetapi berkenalan di jejaring sosial media. Percakapan yang melebihi orang pacaran. Padahal, status belum digandrungi, aneh. Jika sebelumnya tidak terjadi pertemuan di tengah hubungan yang sudah terjalin, kini pertemuan juga tidak terjadi di tengah penyesuaian karakter mereka. Lagi-lagi. Pria ini benar-benar linglung. Hanya melihat kualitas tapi tidak memprioritaskan bagaimana hatinya yg asli. Terang saja, hubungannya tidak berlangsung lama. Menuruti nafsu. Ya, dia tak tau saja. Kalau gebetannya sekarang, jauh dari ciri-ciri wanita idaman. Namanya saja, hanya lewat jejaring sosial, wanita ini juga tertarik dengan wajah lelakinya. Hanya wajah tanpa sifat yang ia tak ketahui. Kenapa wajah? Percuma wajah oke tapi hati berlumut.
Ini sangat aneh dan lucu. Apalagi, wanita yang dipikatnya, terbilang ‘matrealistis’ dan mengutamakan penampilan. Apa? Matre? Wanita sah-sah saja matre, tapi jangan berlebihan. Makan di resto mahal, pergi hang out dengan mobil dan motor sport, atau selalu berbelanja dengan uang lelakinya. Sama saja dengan merendahkan harga diri sendiri. Satu hal lagi, wanita ini mengaku bahwa dirinya sudah memiliki pasangan sebelumnya. Dia bisa terpikat dengan pemuda itu karena diberikan ‘angin surga’. Fantastis. Ya, lelaki ini belum tau saja, wanita yang sedang ia jerat itu bagaimana. Tampaknya, lelaki ini harus dimodali pelatihan yang mantap untuk bisa merubah kebiasaannya yang selalu terburu-buru dalam memikat hati perempuan. Kalau bisa digambarkan dengan skema, jadinya seperti ini: Berkenalan secara tak langsung → membuat pancingan untuk target yang akan dijerat → target sudah terjerat, dia mengolahnya lebih dalam lagi sampai wanita ini yakin terhadapnya → jadian → hanya mengutamakan berkomunikasi lewat pesan elektronik tanpa ada sambungan jarak jauh dan membuat jadwal pertemuan untuk berdua → pasangannya bosan → berakhir → lelaki ini cuek dan kemudian mencari target baru tanpa memikirkan yang telah lampau → begitu seterusnya. Lucu dan menggemaskan. Menggemaskan untuk disadarkan. Dasar, pemuda linglung!
Sumber: Penelitian Pribadi :p
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H