Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Anies Baswedan Mesti Menolak Undangan PD untuk Mengikuti Konvensi Calon Presiden RI?

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak kritik saat Anies menerima undangan konvensi Partai Demokrat. Ada yang menganggap justru akan menguntungkan Partai Demokrat semata yang saat ini dilanda krisis kepercayaan.

Jawaban saya: Berdasarkan jejak rekam ABw saat seorang ABw terima undangan untuk menyelesaikan masalah maka yang diuntungkan justru masyarakat banyak. Kinerjanya justru untuk masyarakatnya dan masyarakat yang diuntungkan.

Mari kita lihat jejak rekamnya:

Dalam kasus Universitas Paramadina (UP) yang mengundang Anies jadi Rektor.
Saat itu UP mengalami deadlock berkepanjangan tanpa akhir yang jelas dalam konflik pemilihan rektor. Lalu Anies diundang oleh pihak UP untuk jadi Rektor. Konflik di UP selesai dengan manis dan UP saat ini mengalami kemajuan pesat dibawah Anies.

Dalam kasus Cicak-Buaya jilid 1 menyangkut Susno Duaji dan Bibit-Chandra.
Anies pun diundang masuk ke Tim 8 dan kita tahu rekomendasi Tim 8 cespleng selesaikan masalah Cecak dan Buaya jillid 1.

Dalam kasus skandal spridink KPK.
Anies pun diundang masuk menjadi ketua Tim Etik dan Anies pun berhasil mengembalikan reputasi KPK serta merendam konflik internal disana.

Lha selama ini Anies memang diundang untuk selesaikan masalah. Apapun alasan si pengundang bisa macam-2 tapi bukankah kehadiran Anies menyelesaikan tugasnya ternyata memberikan manfaat kepada banyak pihak secara keseluruhan...?

Anies dari jejak rekamnya tercatat bisa menjadi solusi atas krisis yang terjadi. Harapan kita undangan konvensi PD ini juga akan membuat ABw menjadi solusi untuk menyelesaikan krisis kepemimpinan bangsa ini.

Tentu saja Anies harus tetap dikawal dengan sikap kritis kita bersama. Seberapa pun baik, jujur dan tulusnya seseorang tetap saja kita TIDAK boleh beri cek kosong. Kekuasaan itu memabukkan buat siapa pun (siapapun itu bisa terpeleset di kekuasaan tidak terkecuali juga JK, Jokowi, Mahfud MD, DI, dll). Jadi, jangan pernah beri "cek kosong" pada seseorang di kekuasaan. Mereka harus tahu kekuasaan itu amanat, bukan pemberian hadiah. Untuk agar mereka selalu ingat itu maka sikap kritik lah yang menjadi alat pengingatnya...

Dari Tepian Lembah Sungai Main,

Ferizal Ramli




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline