Lihat ke Halaman Asli

Reza "Sahabat" kecilku yang malang

Diperbarui: 26 Juli 2015   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tepat pada tanggal 27 November 2013 saya bersama empat sahabat saya yaitu Andi Rahman, Hendrika Fauzi, Ariza Saputra dan Dedi Rahman mulai membuat Coffee shop/kedai kopi di daerah Jl. RSUD Datu Beru Takengon, mulai hari itu kami memperbaiki rumah sewa yang akan di jadikan coffee shop setelah selesai kami berdomisili di situ sambil menjual minuman kopi olahan Arabika, sejak usaha kedai kopi olahan ini di mulai ada sebuah cerita yang menarik bagi saya sendiri, mungkin juga bagi sahabat-sahabat saya, yaitu tentang cerita sahabat kecil yang malang seperti judul di atas bagaimanakah ceritanya mungkin yang membaca akan menjadi penasaran ya. baiklah kita akan memulai bercerita tapi harus janji jangan nangis ya hehehe..

Begini ceritanya, seorang anak laki-laki yang saat ini berumur 6 tahun bernama Reza, iya... itu nama panggilannya tapi saya sendiri kurang tau siapa nama lengkapnya, Reza tidak mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun Taman Kanak-Kanak (TK) Layaknya anak-anak lain yang tinggal di daerah sepuataran kota Takengon, saat pertama kami bersih-bersih reza sudah sering main ke PMW Coffee (Nama Coffe Shop kami), anak ini sangat ramah dan terkesan sok kenal, ya.. memang begitu sok kenal dan sok akrab dengan siapapun hal ini mungkin kelaparannya dengan rasa perhatian dan  kasih sayang dari lingkungannya, saat pertama saya jumpa dengan Reza saya merasa terkesan dengan anak ini dengan sikafnya yang ramah dan tingkahnya yang lucu itu.

Reza hampir setiap hari main ke PMW, di PMW dia bermain bercerita, makan, minum dan mandi dan terkadang sampai ia tertidur hingga larut malam baru ibunya mencarinya, terkadang saya bersama sahabat-sahabat saya jahil tidak menunjukkan reza kepada ibunya agar ibunya lebih peduli kepada Reza, kami selalu memberikan apa yang bisa kami beri memang tidak selalu dia meminta akan di kasih kalau Reza lagi nakal maka tidak ada siapapun yang mau kasih apa yang dia minta, tapi anak ini cukup cerdik biasanya akan merengek saat banyak tamu suka mempermalukan kadang-kadang ini juga sering membuat saya dan sahabat saya jadi geram.

Semakin hari Reza semakin nakal, saya juga semakin sering marah sama Reza, tapi marahnya tidak pernah sampai memukul hanya saja di takut-takuti di tarok dalam kamar yang terletak di lantai dua sehingga anak ini teriak-teriak minta turun, selalu akan diturunkan dengan kesepakatan tidak boleh nakal, Reza akan selalu berjanji tapi tidak pernah menepati janjinya, ya itulah anak-anak sebagai seorang sahabat yang suka menguji kesabaran.

Waktu demi waktu berlalu, Reza semakin sering mencurahkan rasa kurang perhatiannya di PMW Coffee dengan membuat maslaah tak jarang dia datang hanya untuk banting-banting kursi dan meja, gangguin orang yang sedang minum kopi, kalo anak gadis yang datang anak ini sering cari perhatian seakan itu adalah ibunya.

Reza adalah anak yang "Over Aktif" dia begitu karena kurang perhatian dari orang tuanya, ayahnya berprofesi sebagai tukang becak, ibunya bekerja sebagai tukang cuci baju, Reza punya adik kira-kira berumur dua tahun, ayah dan ibunya sering berantem, ya mungkin itu sebabnya Reza menjadi anak nakal, sebab itu juga kami tidak sanggup untuk membenci anak ini walaupun nakalnya seakan tak bisa di maafkan tapi memang anak ini juga memang suka membuat saya kengen, pernah satu waktu Reza menghilang beberapa hari tidak datang ke PMW saya berfikir anak itu kemana kok ga datang-datang saya mulai kangen dengan sosok nakal itu, ternyata dia dibawa oleh ayahnya ke rumah ibu tirinya.

Dalam bulan ini saya hampir setiap hari mendengar ayah dan ibunya bertengkar, dan dua hari yang lalu puncak dari segala apa yang terjadi di dalam keluarganya ibu dan ayahnya kembali bertengkar ba'da shalat Isya, Reza lari ke PMW Cofee langsung menjumpai saya dan bilang kepada saya "Bang Eza boleh ga tinggal disini saja? ibu dan ayahku jahat" Katanya kepada saya dengan tuturnya yang imut, lalu saya menanyakan "kenapa ibu dan ayahmu jahat?" meski saya dengar percekcokan antara ayah dan ibunya, karena rumah kontrakannya berada tepat di belakang PMW Coffee. "Pokonya orang tu jahat Aku gak mau pulang" jawabnya, tidak lama dari itu ayahnya dan ibunya memanggil Reza, Reza menjawab "Eza ga mau Eza mau disini aja" sambil menangis, ayahnya kembali memanggil dengan nada sedikit membentak dan akhirnya Reza menyerah karena takut ia akhirnya mau pulang kerumahnya.

Malam itu juga ayah dan ibu reza menyatakan dan bersepakat pisah ini yang saya dengar langsung secara tidak sengaja, keesokan harinya keluarga Reza pindah dari rumah itu Reza dan adiknya di bawa ayahnya karena ibunya merasa tidak mampu untuk membiayai hidup Reza, dan ibunya juga pindah entah kemana, sejak hari itu saya belum pernah berjumpa dengan Reza sosok yang ramah dan lucu bernasip malang ini.

Saya bersama sahabat mungkin hanya bisa mengenang tingkah lucu, dan kenakalannya yang ngangenin itu, dan berharap semoga anak ini kelak akan mendapatkan kehidupan yang baik, masa depan yang indah ketika bertemu dalam waktu yang lain anak ini sudah menjadi anak yang sukses dalam kehidupannya, dan tentu di dunia ini Reza bukanlah satu-satunya anak yang mengalami nasip seperti dia, semoga siapapun akan dapat memberikan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkannya, cinta yang tidak dapat ia rasakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline