Hari-hari belakangan ini kita dibuat terkejut oleh berita tentang kelakukan oknum anggota DPR RI asal daerah pemilihan (dapil) NTT 2 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Herman Hery, yang menurut seorang perwira polri di jajaran Polda NTT telah memaki dan melakukan ancaman jiwa terhadapnya.
Apa pasal? Beberapa waktu sebelumnya, jajaran Polda NTT melakukan razia terhadap peredaran minuman keras (miras) di beberapa bar, restauran, hotel dan warung-warung di kota Kupang. Ternyata, tempat usaha Herman Hery termasuk yang dirazia oleh polda. Maka tidak sedikit 'minuman keras' milik Herman Hery yang disita oleh pihak kepolisian. Juga ada miras milik pengusaha lain yang ikut disita.
Mendengar kejadian ini, Herman Hery berang.
***
Kasubdit Narkoba Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP Albert Neno kaget bukan kepalang. Perayaan Natal yang seharusnya berjalan dengan kedamaian, Neno malah mendapatkan makian yang merusak hari rayanya bersama keluarga dan kerabat.
Dering teleponnya berbunyi pada 25 Desember lalu. Di ujung sana, politikus PDIP yang juga anggota Komisi III DPR, Herman Hery, mendampratnya dengan makian yang tak diketahui sebabnya.
"Kejadian itu tanggal 25 Desember lalu tepat di malam hari Natal, kebetulan ada saudara datang ke rumah, kita saling bersalaman di rumah saya, kita ngobrol-ngobrol, tiba-tiba ada telepon masuk," kata Neno saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (29/12).
"Lalu saya terimalah, saya ucapkan lebih dulu, 'halo selamat malam, selamat natal', nah tiba-tiba langsung dibalas 'hai m****t b*****t, saya ini Herman Hery kenapa kamu tutup usaha saya'," cerita Neno mengulang perbincangannya malam itu dengan si penelepon.
Saat itu, dia sempat bertanya usaha apa yang dimaksud. Hery kembali menjawab dengan suara meninggi.
"Hai m****t b*****t kenapa kau sita minuman keras orang. Saya sempat bilang, kalau masalah itu yang bapak maksud saya bisa jelaskan, saya minta waktu tapi dia terus bicara," sambungnya.
Makian itu terus saja diulang Herman Hery dalam perbincangan mereka selama lebih kurang 10 menit. Tak cukup memaki, Herman menantang Neno bertemu di hotel miliknya.