Lihat ke Halaman Asli

Feri Puji Harianto

writer holic

Sebuah Harapan untuk Roni

Diperbarui: 17 Juni 2018   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mas, nanti anterin Adek ya habis isya'!"

"Kemana Dek?"

"Adek ada liqo' TPQ di masjid. Tapi besok saja Mas jemput aku sepulang dari toko jam empat sore. Nanti Adek nginap di rumah ibuk saja"

"Iya dek nanti pasti aku anterin"

***

Satu hari berlalu. Waktunya Roni menjemput istri di rumah mertuanya. Dia mengambil kunci sepeda motor milik majikan toko jilbab istrinya yang dibawa pulang oleh istri Roni.

Setelah mengetahui jarum bahan bakar menunjuk huruf "E" Roni tidak jadi memakai sepeda tersebut untuk menjemput istrinya. Roni mencingklak sepeda motor miliknya sendiri.

"Mudah-mudahan cukup nih bensinnya sampai pulang," gumam Roni

Setelah satu bulan lamanya Roni tidak berkunjung ke rumah mertua, Roni hanya merasa malu kalau sampai ke sana tidak membawa oleh-oleh.

Dia melihat dompet, meyakinkan kalau isinya tinggal sisa 150 ribu rupiah.

"Masih tanggal tujuh," gumam Roni

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline