Guru-guru Sekolah Kristen Calvin direkrut melalui wawancara intensif yang berfokus pada motivasi calon guru. Hal ini dilakukan untuk memastikan guru yang diterima memiliki keinginan yang kuat untuk bersama-sama dengan rekan-rekan guru dan staf yang lain mewujudkan visi Sekolah Kristen Calvin. Hal ini dipahami bersama oleh guru-guru Sekolah Kristen Calvin sebagai “panggilan” yang harus dikerjakan dengan penuh tanggung jawab.
Baca juga: Mengapa harus Sekolah Kristen Calvin? - Komunitas Pembelajar
Baca juga: Sekolah Kristen Calvin, Sekolah Visioner yang Melawan Arus Zaman
Kunjungi juga: Website Sekolah Kristen Calvin
Saya ingin menjadi guru di Sekolah Kristen Calvin karena panggilan, jadi maksudnya, ada perasaan kuat harus mengajar, kemudian ingin membagikan apa yang sudah dipelajari, yang sudah digumulkan. (Pak Suntar, Guru SMA Kristen Calvin)
Saya ingin menjadi guru di Sekolah Kristen Calvin karena saya mau melayani masyarakat. Di tempat ini saya mengalami proses belajar, mengajar, dan diajar baik dalam hal karakter, iman, pengetahuan, dan juga pelayanan. Saya mengalami proses yang utuh sehingga saya sendiri boleh belajar dan dibentuk. (Bu Yuki, Guru SMP Kristen Calvin)
Saya menjadi guru karena mendengarkan sharing dari Pak Ivan (Koordinator Sekolah Kristen Calvin saat ini) sewaktu saya mahasiswa. Kami dulu sering berkumpul sebagai alumni siswa Pusaka Abadi ... lalu Beliau banyak membagikan wawasan tentang dunia pendidikan. Jadi, di sana saya mendengarkan tentang ladang pelayanan yang begitu besar di dalam dunia pendidikan. Kita bisa melayani jiwa-jiwa yang membutuhkan belas kasihan Tuhan dan melalui pendidikan kita bisa memperkenalkan Kristus dan mengajarkan kebenaran kepada anak-anak didik kita. Dan kemudian Pak Ivan diminta Pak Tong (Pdt. Dr. Stephen Tong) untuk mendirikan Sekolah Kristen Calvin. Saya bergabung dalam tim gurunya setelah bergumul. (Pak Erwan, Guru SMP Kristen Calvin)
Saya merasa akan selalu butuh orang yang mengerti pergumulan ini atau concern tentang anak-anak ini. (Bu Julia, Staf Tata Usaha)
Dari pernyataan guru-guru Sekolah Kristen Calvin di atas, dapat terbaca bahwa guru-guru Sekolah Kristen Calvin mempunyai komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap profesi guru. Mereka juga memiliki visi yang sama dengan visi Sekolah Kristen Calvin, yaitu memiliki komitmen untuk mendidik generasi muda saat ini dan membentuk karakter Kristiani yang beriman, berilmu, dan berperasaan penuh tanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa. Visi yang sama dapat dicapai karena guru-guru memegang wawasan atau cara pandang yang sama, yaitu wawasan Reformed Injili yang menjadi dasar Sekolah Kristen Calvin.
Sumber daya yang terbesar itu adalah sumber daya manusianya, yang sehati, kita usahakan teologinya sama, dan di sini mayoritas berteologi reformed, meskipun banyak yang tidak berasal dari Gereja Reformed, tetapi setidaknya mereka kita minta untuk belajar teologi Reformed. Kita punya semangat pelayanan yang sama. Itu sumber daya manusianya. (Pak Erwan, Guru SMP Kristen Calvin)
GRII (Gereja Reformed Injili Indonesia) sendiri menugaskan 11 pendeta dan penginjilnya untuk menjadi guru di Sekolah Kristen Calvin. Kehadiran pendeta dan penginjil sebagai bagian dari tim guru Sekolah Kristen Calvin dapat menjaga ajaran teologi dan wawasan Reformed Injili tetap kuat menjadi fondasi sekolah. Hal ini diungkapkan oleh Bu Happy, Kepala SD Kristen Calvin yang juga termasuk penginjil di GRII.