Terdengar suara teriakan dan tangisan yang saling beradu, sangat keras hingga menusuk ke gendang telingaku. Rupanya suara itu berasal dari rumah sebelah. Akupun bergegas menuju teras bawah, ternyata sudah banyak orang yang menyaksikan pertengkaran itu.
Tak lama setelah kejadian itu, di teras lantai 2 terlihat sesosok gadis berambut ikal kecoklatan sedang menatap sayu langit senja, seakan ingin bercerita kepada langit bahwa dirinya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Badan kecil mungil itu sedang membutuhkan pelukan, sorot matanya sayu sembab, menahan rasa kesal hingga terasa sesak di dada.
Tiba-tiba dari arah pintu, seorang pria bertubuh kekar datang menghampirinya sembari berkata, "Sabar putriku, kau tak seharusnya membantah nasehat ibumu, kau tahu sendiri kan kalau ibumu orang yang sangat keras kepala, tak akan ada habisnya jika kau terus beradu mulut dengannya. Perlu kau tau, ibumu seperti ini agar kamu bisa menjadi orang yang baik". Gadis itu terdiam, lalu pergi. Tak terdengar sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
**
Dua hari telah berlalu, tak pernah lagi ku dengar suaranya muncul di telingaku. Gadis itu bernama Clairy.
Dia adalah temanku, bahkan sudah ku anggap saudaraku sendiri. Namun, beranjak kita dewasa, hubungan kita mulai renggang. Tak lain karena ibunya sangat melarang keras Clairy untuk bersosial layaknya orang dewasa pada umumnya. Ibunya selalu menuntut banyak hal darinya, terkait pendidikan dan pekerjaan.
Clairy adalah seorang gadis yang sangat penurut, dia tak pernah membantah dengan semua yang diperintahkan oleh orangtua dan keluarga kepada dirinya, karena dia ingin menjaga citra martabat keluarganya tetap baik. Namun meskipun begitu, Ibunya yang keras kepala itu tetap saja mengekang Clairy, ia tak membolehkan Clairy pergi kemana-mana tanpa ditemani keluarganya, jangankan pergi ke mall, keluar rumah pun terkadang tak di perbolehkan.
Semua itu dilakukan ibunya semata-mata karna merasa trauma dengan masalalu kakaknya. Ya, Clairy adalah anak ke-2 dari dua bersaudara. Dia mempunyai kakak perempuan bernama Gaby.
Dulu, kak Gaby sangat dimanja oleh keluarganya, karena dia adalah cucu perempuan pertama yang hadir di keluarga Sultan itu. Kakek Morgan selalu memberikan apa yang kak Gaby mau, sampai semua keinginannya selalu dituruti. Hingga pada akhirnya, masalah datang, tetangga pun banyak yang mendengar kabar itu, dan menjadi topik pembicaraan di desanya. Keluarga Sultan itu merasa sangat dipermalukan dengan kelakuan kak Gaby selama ini. 4 tahun lamanya, dia menyembunyikan semuanya, ternyata selama ini dia tidak melanjutkan kuliahnya dan dia malah menggunakan uang kuliahnya untuk berfoya-foya dengan kekasihnya. Ibunya pun merasa terpukul, malu hingga trauma karena dirinya menganggap dia tidak berhasil mendidik anaknya dengan baik.