Lihat ke Halaman Asli

Feri Jaya Warsa

Tugas Kuliah

Gerakan Tanpa Sedotan #NoStrawMovement

Diperbarui: 16 April 2022   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

#NoStrawMovement adalah gerakan yang mensosialisasikan pengurangan penggunaan sampah plastik yang memprioritaskan pengurangan penggunaan sedotan plastik sekali pakai. Gerakan ini mengajak masyarakat agar sadar betapa bahayanya sedotan plastik sekali pakai terhadap lingkungan hidup. Misalnya seperti pencemaran tanah, air, serta makhluk bawah tanah yang dampaknya akan dirasakan oleh manusia baik cepat maupun lambat. Selain mengajak masyarakat, gerakan ini juga mengajak para pelaku industri agar peduli terkait dampak yang ditimbulkan dikemudian hari dengan cara tidak lagi menghasilkan sedotan plastik.

 Awalnya gerakan ini berhasil bekerjasama dengan satu perusahaan waralaba makanan cepat saji terbesar di Indonesia supaya tidak menyediakan lagi sedotan plastik di gerai - gerai mereka. Pada November 2018 Mcdonald's Indonesia mulai membuat gerakan #NoStrawMovement. Associate Director Communication McDonald’s Indonesia Sutji Lantyka menyebutkan ada  190 gerai McDonald’s di Indonesia sudah tidak menyediakan dispenser sedotan plastik.
Selain itu, sebelumnya KFC juga telah melakukan hal serupa terlebih dahulu yang awalnya hanya  diterapkan pada 6 gerai saja. Kemudian meluas ke 233 gerai di Jabodetabek pada  2017. Alhasil gerakan #NoStrawMovement ini berhasil mengurangi pemakaian sedotan plastik sebanyak 45 persen dari total penjualan rata-rata 5 juta minuman setiap bulannya di kawasan Jabodetabek saja.

 Seorang  travel blogger sekaligus social media influencer yang memiliki hobi jalan-jalan ke laut dan selalu menemukan sampah sedotan plastik baik di laut maupun di pantai, Ia berinisiatif untuk tidak lagi menggunakan sedotan plastik. Ditambah lagi ia juga mengetahui dari sebuah artikel bahwasannya Indonesia adalah salah satu  penghasil sampah sedotan plastik terbanyak di dunia. Ia juga mengajak masyarakat lewat media sosial untuk mengurangi dan kalau bisa jangan menggunakan sedotan plastik lagi.
 Karena kesuksesan dari gerakan ini, ada beberapa negara yang mengadopsi gerakan tersebut. Diantaranya adalah Singapura, Filipina, dan Australia. Di Singapura sendiri gerai cepat saji mulai mengaplikasikan gerakan tersebut pada Juni 2018 di 84 outlet. 

Menurut penulis gerakan-gerakan seperti ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas dan harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah mengingat dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik sangat berbahaya terhadap kelangsungan hidup manusia baik sekarang maupun yang akan datang. Untuk itu marilah sama-sama kita untuk tidak  menggunakan sedotan plastik sekali pakai dan beralih ke alternatif lain seperti sedotan stainless, sedotan bambu, sedotan kaca, bahkan sedotan dari sari pati jagung dan beras agar bumi kita tidak tercemar  dan bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline