Kerusakan lingkungan sudah terjadi dimana mana, karena utamanya tidak lain lantaran ulah insan, sangat disayangkan masih poly pihak yg kurang peduli menggunakan lingkungan kurang lebih, dimana seharusnya lingkungan kurang lebih wajib dijaga menggunakan bekerja sama lantaran nir akan tercipta lingkungan yg terjaga bila hanya pihak eksklusif saja yg peduli.
Dari keserakahan & keegoisan insan alam murka & oleh pencipta murka, bala alam terjadi dimana mana, longsor, kebakaran & yg paling acapkalikali terjadi banjir.
Sungai yg sudah ternoda sang sampah & limbah pabrik, hutan yg gundul lantaran nir dilakukan reboisasi, sampah berserakan lantaran pencerahan buat menjaga lingkungan nir pada tingkatkan. apabila bukan kita siapa lagi yg akan menjaga bumi ini,
menggunakan menjaga bumi bukan hanya bumi yg bahagia yg terutama mencicipi dampaknya tentu kita sendiri yg sebagai penghuni bumi. Kerusakan lingkungan hayati pada Indonesia semakin hari kian parah, Kondisi tadi secara pribadi sudah mengancam kehidupan insan.
Tingkat kerusakan alam pun menaikkan risiko bala alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam bisa ditimbulkan sang 2 faktor yaitu dampak insiden alam & dampak ulah insan. Kerusakan lingkungan hayati bisa diartikan menjadi proses deteriorasi atau penurunan mutu (kemunduran) lingkungan.
Deteriorasi lingkungan ini ditandai menggunakan hilangnya asal daya tanah, air, udara, punahnya tumbuhan & hewan liar, & kerusakan ekosistem. Kerusakan lingkungan hayati menaruh imbas pribadi bagi kehidupan insan. Pada tahun 2004, High Level Threat Panel, Challenges and Change PBB, memasukkan degradasi lingkungan menjadi keliru satu berdasarkan sepuluh ancaman terhadap kemanusiaan.
World Risk Report yg dirilis German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) & The Nature Conservancy (TNC) dalam 2012 pun mengungkapkan bahwa kerusakan lingkungan sebagai keliru satu faktor krusial yg memilih tinggi rendahnya risiko bala pada suatu kawasan.
Penyebab kerusakan lingkungan hayati secara generik mampu mengkategorikan pada 2 faktor yaitu dampak insiden alam & dampak ulah insan. Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, & tsunami adalah beberapa model bala alam.
Bencana-bala tadi sebagai penyebab rusaknya lingkungan hayati dampak insiden alam. Meskipun bila ditelaah lebih lanjut, bala misalnya banjir, abrasi, kebakaran hutan, & tanah longsor mampu saja terjadi lantaran adanya campur tangan insan pula.
Penyebab kerusakan lingkungan yg ke 2 merupakan dampak ulah insan. Kerusakan yg ditimbulkan sang insan ini justru lebih akbar dibanding kerusakan dampak bala alam. Ini mengingat kerusakan yg dilakukan mampu terjadi secara terus menerus & cenderung meningkat.
Kerusakan ini biasanya ditimbulkan sang aktifitas insan yg nir ramah lingkungan misalnya perusakan hutan & alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, & tanah & lain sebagainya. Keegoisan insan serakah ini sudah menciptakan alam murka pada kita.