Lihat ke Halaman Asli

Aplikasi Psikologi Kognitif

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

APLIKASI BELAJAR PSIKOLOGI KOGNITIF

Menurut aliran kognitivis, tingkah laku seseorang senatiasa di dasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan dimana situasi tingkah laku terjadi. Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam teori itu, dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah. Jadi perilaku seseorang lebih bergantung kepada insight (wawasan) terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam suatu situasi.

1.Teori Gestalt

Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teroi belajar Gestalt. Peletak dasar teori Gestalt adalah Marx Wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Sumbangannya diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1959) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan, kemudian Wolfgang Kohler (1887-1959) yang meneliti tentang insight pada simpanse.

Kaum Gestalis berpendapat bahwa pengalaman itu berstuktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Menurut mereka, semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman terutama hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Intinya, menurut mereka tingkat kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan kemampuan belajar seseorang daripada hukuman dan ganjaran.

2.Teori Belajar Perkembangan Kognitif dari Piaget

Dala teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektuan, dari kongkret menuju abstrak. Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kamapuan-kemampuan mental yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektuan adalah tidak kuantitatif melainkan kualitatif.pada intinya, perkembangan kognitif bergantung pada akomodasi. Siswa harus diberikan area yang belum ia ketahui agar ia dapat belajar, karena ia tdak dapat belajar dari apa yang telah diketahuinya.

Jean Piaget sangat terkenal dalam penelitiannya mengenai perkembangan berpikir, khususnya proses berpikir pada anak. Menurut Piaget, setiap anak mengembangkan potensi berpikirnya menurut tahap yang teratur diman keberhasilan setiap tahap sangat bergantung pada tahap sebelumnya.

Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah:

1.Tahap sensori motor (dari lahir - ± umur 2thn)

Dalam dua tahun pertama kehidupan bayi ini, dia dapat memahami sedikit lingkungannya dengan cara melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium, dan menggerakkan. Dengan kata lain, mereka mengandalkan kemampuan sensori dan motoriknya. Beberapa kemampuan kognitif yang pentingmuncul pada saat ini. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang tertentu menimbulkan dampak yang tertentu pula bagi dirinya. Misalnya dengan menendang-nendang dia tahu bahwa selimutnya akan bergeser darinya.

2.Tahap pra operasional (± umur 2thn – 7thn)

Dalam tahap ini sangat menonjol sekali kecenderungan anak-anak itu untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsi mengenai realitas. Dengan perkembangan bahasa dan ingatan anakpun mampu mengingat banyak hal tentang lingkunganya. Intelek anak dibatasi oleh egosentrisnya, yaitu ia tidak menyadari bahwa orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dengannya.

3.Tahap operasi konkret (± umur 7thn - 11thn)

Dalam tahap ini anak-anak sudah mengembangkan pikiran logis. Dalam upaya mengerti tentang alam sekelilingnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari panca indera. Anak-anak yang sudah mampu berpikir pada operasi konkret sudah mempelajari sebuah pelajaran yang penting, yaitu ciri yang ditangkap oleh panca indera seperti besar dan bentuk sesuatu dapat saja berbeda tanpa harus memengaruhimisalnya kuantitas. Anak-anak sering sekali dapat mengikuti logika atau penalaran, tetapi jarang sekali mengetahui bila membuat kesalahan.

4.Tahap operasi formal (± umur 11thn – 15thn)

Selama tahap ini anak sudah mampu untuk berpikir abstrak, yaitu berpikir mengenai gagasan. Anak dengan operasi formal ini sudah dapat memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah. Mereka dapat mengembangkan hukum-hukum yang berlaku umum dan pertimbangan ilmiah. Pemikirannya tidak jauh karena masih terikat dengan hal-hal yang bersifat konkret, mereka dapat mebuat hipotesis dan kaidah mengenai hal-hal yang bersifat abstrak.

5.Teori Vygotsky

Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.

Menurut Vygotsky dengan melibatkan anak berdiskusi dan berfikir (reasoning) dalam mempelajari segala kejadian, akan mendorong anak untuk merefleksikan apa yang telah dikatakan atau diperbuatnya. Hal ini dapat menjadi “inner speech” atau “inner dialogue”, dialog dengan dirinya sendiri. Ini proses awal bagi anak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

Selanjutnya, dikemudian hari ia akan mampu mengevaluasi diri, menganalisis kekurangan serta kekuatan yang dimilikinya. Dengan terbiasamelibatkan anak diskusi, akan membantu anak untuk bisa berfikir pada tahapan yang lebih tinggi atau meta-cognition. Proses seperti ini dapat membuatnya menjadi manusia spiritual, yaitu manusia yang tahu siapa dirinya, dan mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat, komunitas dan alam semesta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline