Lihat ke Halaman Asli

Musik dan Musisi yang Dianak Tirikan Acara Musik

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14177846971916816769

Tahun 1990-an bisa dikatakan era keemasan musik Indonesia dengan munculnya musisi-musisi yang hingga saat pun masih cukup digemari dan wara wiri distatiun televisi. Sebut saja Ahmad Dhani, Rossa, Peterpan, Slank, Jamrud dan masih banyak lainnya. Apa lagi ditahun 1990-an lahir sebuah televisi yang sangat konsisten terhadap musik Indonesia yaitu MTV (Musik Television), meskipun di era itu saya masih cukup kecil dan belum mengerti musik jd cukup jadi pengetahuan saja. :) Di era 2000-an sebenarnya musik berkembang cukup pesat, musisi muda lahir dengan gayanya masing, termasuk noah yang hadir di tahun 1997 akan tetapi baru meraih masa keemasan di tahun 2004 dengan penjualan album yang sangat sukses dan meraih multiplatinum award. Kini Peterpan pun telah berganti nama menjadi Noah. Dimasa sekarang dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat dunia musik Indonesia semakin beragam, berbagai genre musik pun sangat mudah kita dengarkan. Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak dibarengi dengan kualitas musik Indonesia. Bahkan bisa dikatakan musisi sekarang cenderung ngawur dalam menciptakan sebuah karya musik. Yang terpenting mewakili hati para pendengar lagu pun laris manis terjual. Cukup menyedihkan memang. Pada 3 Desember 2007 munculah satu acara musik yang cukup menggebrak dunia pertelevisian Indonesia yaitu Inbox yang ditayangkan SCTV. Ketika itu, Inbox ditayangkan selama 2 jam mulai pukul 6.30 Wib (Wikipedia, 2014). Saya sangat suka acara ini, karena selain mengundang musisi baru hingga musisi kondang, acara ini juga memberikan pengetahuan musik kepada para penonton dengan obrolan musik kepada bintang tamu. [caption id="" align="aligncenter" width="523" caption="Sumber: Sidomi"]

Sidomi

[/caption] Dengan kesuksesan Inbox, munculah beberapa acara musik serupa seperti Dahsyat, Dering dan masih banyak lainnya. Awalnya acara tersebut memang memberikan dampak positif bagi para musisi sebagai tempat promosi sekaligus tontonan gratis bagi para penggemarnya. Dan itu cukup membantu. Seiring berjalannya waktu, acara musik tersebut mulai menambah jam tayang dan segmen game untuk para bintang tamu. Ini pun cukup menarik, karena kita bisa melihat sisi lain dari musisi yang kita idolakan. Tapi, entah kenapa ditahun kira-kira 2012-an acara-acara tersebut bertranformasi menjadi acara reality show yang mengexpose masalah pribadi para host. Ntah dari mana pangkal ujungnya. Yang jelas saya pribadi sangat kecewa dengan kedua acara ini. Saya simpulkan, Musisi bagi kedua acara ini sudah tak ada harganya lagi, mereka hanya jadi bumbu pelengkap agar brand acara ini tidak terlalu melenceng dengan isi acara. Tapi ya sudahlah, saya hanya penonton yang hanya bisa mengeluh. Semoga saja tahun 2015 ada acara musik yang benar-benar acara musik bukan reality show. Dan sebagai penikmat musik kita harus tetap mendukung para musisi bagaimana pun caranya. Salam pecinta Musik..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline