Motor matic menjadi pilihan praktis untuk penggunaan di dalam kota. Tapi, terkadang muncul masalah yang membuat banyak pemiliknya kebingungan. Ya, tenaga mesin motor matic tiba-tiba melemah, terlebih ketika melintasi jalan menanjak. Meski tuas gas sudah diputar penuh, tapi laju motor seakan terhambat.
Tenaga mesin motor matic yang tiba-tiba lemah ini tentu ada penyebabnya. Salah satu penyebab mesin motor matic kehilangan tenaga adalah proses pembakaran di ruang bakar yang tidak sempurna. Sehingga tenaga yang dihasilkan menurun.
Beberapa hal yang memengaruhi tidak sempurnanya proses pembakaran ini mencakup debit udara minim, percikan busi lemah, terhambatnya suplai bahan bakar dan turunnya tekanan kompresi mesin. Satu saja yang terkendala, sudah cukup untuk menurunkan tenaga mesin motor matic.
Knalpot yang bocor atau dipenuhi kotoran juga dapat menghambat laju motor. Begitu pula dengan mesin motor yang mengalami panas berlebih dapat membuat performa akselerasi menurun. Penyebabnya bisa karena volume oli mesin yang sudah banyak berkurang atau karena jarang diganti. Bisa juga akibat radiator mengalami masalah, seperti tersumbat atau cairan pendingin sudah minim. Sehingga kemampuan untuk melepas panas mesin sudah berkurang.
Beberapa penyebab di atas tak jauh berbeda dengan motor manual. Sementara penyebab khusus motor matic terasa tak bertenaga berasal dari komponen Continous Variable Transmission (CVT) sebagai penerus putaran mesin ke roda belakang. Di dalam ruang CVT, terdapat beberapa komponen seperti roller, mangkuk kopling, kampas sentrifugal, V-Belt, secondary fixed sheave dan corong CVT. Walau mesin motor matic tak bermasalah, tapi jika ada salah satu komponen tersebut mengalami aus atau rusak, tentu tenaga mesin banyak terkuras.
Semisal, ketika akselerasi motor lambat dan kecepatan berkurang, biasanya disebabkan kampas sentrifugal yang aus. Kampas sentrifugal ini merupakan komponen yang bekerja untuk menekan mangkuk kopling.
Salah satu komponen CVT yang juga bisa menjadi penyebab adalah seal poros engkol yang robek akibat getas. Seal poros engkol yang bocor, membuat oli merembes dan mengenai V-belt. Karena licin, V-belt pun menjadi slip dan ujungnya putaran mesin tidak tersalurkan secara penuh ke puli belakang.
Dengan melakukan perawatan secara rutin, tentu masalah penurunan tenaga mesin motor matic ini bisa tidak terjadi. Untuk perawatan komponen penggerak pada ruang CVT disarankan setiap 8.000 km dibersihkan. Sementara penggantian V belt dilakukan setiap 24.000 km atau 2 tahun dengan penggunaan normal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H