Rute panjang...! itulah yang terbersit ketika Ketua Bakti Bagi Negeri (BBN) Sekar Telkom Eyen Ekayatri menawarkan untuk Naik Kapal Laut mengawal buku-buku BBN Gerakan ½ Juta Buku Untuk Anak Negeri Program Bakti Bagi Negeri (BBN) ke Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Barat di Pulau Rote yang merupakan Pulau Paling Selatan Indonesia bersama Relawan BBN Makassar Jitzak Jakhin Tamesen Ninef.
Pengalaman berlayar dengan Kapal Laut PELNI jaman tahun 1985-1990-an dari Ambon ke Jakarta kini terulang kembali, bedanya kalau jaman tahun 1980-an dulu ketika para Relawan Muda ini belum lahir. Saat itu Pegawai Perumtel hanya mampu naik Kapal Laut PELNI kelas 4 dengan Tarif Rp.80.000,- untuk berlayar selama 4 malam 5 hari karena gajinya memang hanya Rp.80.000,-/bulan, kali ini Relawan BBN diberikan Fasilitas Kamar kelas 1 dengan kapasitas 2 Orang.
Suatu kehormatan yang diterima Relawan BBN Etape Rote Ndao yang akan berlayar dengan KM.Bukit Siguntang ketika Relawan diantar langsung oleh Ketua Sekar DPW-7 KTI Bang Ahmadi beserta Pengurus Sekar DPW-Y KTI lainnya, Jorgen Pieter Sambono, Isai Wuritimur dan Yoseph Alexander Tiba termasuk Ketua BBN Eyen Ekayatri beserta suaminya Happy ‘Ipeh’ Yanuwarso dan putri-putrinya ke Pelabuhan Nusantara Makassar berikut bantuan pengurusan pengangkutan dan penyimpanan Karung-karung yang berisi buku-buku BBN di Gudang Kapal. Karung-karung Buku BBN ini merupakan sumbangan Karyawan-karyawati Telkom se-Indonesia untuk Gerakan ½ Juta Buku Untuk Anak Negeri yang akan disumbangkan untuk anak-anak SD di Pulau Rote Kabupaten Rote Ndao, Madrasah Ibtidaiyah di desa Waowala Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata dan SD Yupenkris Kefa 4 Kefamenanu di Timor Tengah Utara yang berbatasan dengan Timor Leste.
Di kegelapan malam kota Anging Mamiri, tepat Jam 24.00 tengah malam, Rabu 21 Nopember 2012 Kapal Penumpang KM.Bukit Siguntang bergerak meninggalkan Pelabuhan Nusantara Makassar menuju Pelabuhan Maumere di Utara Pulau Flores. Tak ada yang bisa dilakukan selepas tengah malam diatas Kapal ditengah penuh sesaknya para penumpang yang bergelimpangan di lorong-lorong dek, ditangga-tangga Kapal selain mandi air hangat yang tersedia di Kamar Mandi Kelas 1 dan menikmati Nasi Bungkus yang dibeli ‘Oom Zak’ Jitzak Ninef.
Begitu pula pagi harinya, seusai melihat laut yang tiada bertepi, di kiri laut di kanan laut di depan Laut dan di belakang juga laut dan seusai sarapan di Ruangan khusus Kelas 1 dan 2, menit demi menit waktu dihabiskan di dalam kamar, Tidur. Selain karena mata sudah terlalu kenyang disuguhi pemandangan laut nan biru dan jernih dan terputusnya komunikasi akibat tidak ada sinyal TelkomFlexi dan Telkomsel di tengah Laut. Sementara sinyal Telkomsel dengan Pico BTS diatas Kapal PELNI KM.Bukit Siguntang pun konon kabarnya sudah lama rusak dan sudah tidak berfungsi disamping suasana di kamar kelas 1 dengan pendingin udara sangat mendukung untuk tidur dan tidur menunggu Kapal baStoom dan suara corong Awak Kapal memberitahukan waktu makan, Kapal sebentar lagi bersandar, pengumuman pemutaran Film, pemeriksaan tiket dll.
Setelah 15 Jam berlayar, Kamis, 22 Nopember 2012 Jam 15.00 WITA Kapal tiba dan Merapat di Pelabuhan Sadang Bui Maumere dan yang menjadi pemandangan di setiap Pelabuhan yang disinggahi Kapal tak lain adalah prosesi turun naik penumpang dan barang selain mulai berkomunikasi setelah ada tanda-tanda kehidupan, ada sinyal !. Disamping melihat prosesi naik turun penumpang dan barang, Penumpang lanjutan disuguhi pemandangan khas anak-anak Maumere yang sangat cekatan, gesit berenang berebut uang kertas dan logam yang dilempar para penumpang lanjutan dan dikumpulkannya dimulut-mulut mereka.
Hanya 1 Jam, Kapal bersandar di Pelabuhan Sadang Bui Maumere dan selanjutnya meneruskan pelayaran malam hari ke Pelabuhan tujuan akhir, Pelabuhan Tenau Kupang Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur di Ujung Barat Pulau Timor. Seperti pelayaran malam sebelumnya yang cukup menjenuhkan karena pemandangan di luar gelap, detik demi detik diisi dengan acara ngobrol sambil memindahkan foto-foto hasil jepretan ke Laptop dan menulis catatan perjalanan.
Rupanya pelayaran malam hari ini tidak langsung ke Kupang melainkan singgah terlebih dahulu ke Pelabuhan Lewoleba di Pulau Lomblen atau yang lebih biasa masyarakat NTT menyebutnya Lembata. Pulau kecil yang kering yang tidak begitu banyak mempunyai tempat wisata. Tapi di daerah inilah Tradisi ratusan tahun masih dipelihara. Ya!!!, tradisi berburu ikan paus di Lamalera. Sudah begitu banyak tradisi berburu ini di muat di media cetak maupun elektonik, dalam dan luar negeri. Tradisi ini biasanya diadakan pada bulan Mei-November yang diawali dengan upacara adat untuk memohon berkah dari sang leluhur serta mengenang arwah nenek moyang masyrakat Lamalera yang gugur di medan bahari bergelut dengan sang paus, upacara ini dinamakan Upacara Adat Lefa!!
Dari Pelabuhan Sadang Bui Maumere, Flores Pelayaran ke Pelabuhan Lewoleba di tempuh dalam waktu 6 Jam, berangkat sekitar jam 17.30 WITA dan tiba tengah malam jam 23.30 WITA. Di Pelabuhan Lewoleba, 1 (satu) karung buku dengan kemasan 3 Koli berisi 288 buah buka diturunkan untuk Madrasah ibtidaiyah Al-Hidayah desa Waowala Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata yang diserahkan oleh Relawan BBN Jitzak Ninef kepada Pak Beni Bakrim salah satu Guru Madrasah ibtidaiyah Al-Hidayah Pak Amir Kepada Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Waowala yang ketika dikontak via TelkomFlexi ke Nomor HP Telkomselnya sedang berada di Jakarta. Seperti halnya di Pelabuhan Sadang Bui Maumere, Flores, Kapal KM.Bukit Siguntang hanya bersandar sekitar satu jam. Jam 01.00 lewat tengah malam, Kapal meninggalkan Pelabuhan Lewoleba untuk selanjutnya menuju Pelabuhan akhir perjalanan Relawan tahap I, Pelabuhan Tenau Kupang.
Setelah 8 Jam mengarungi perairan Laut Nusa Tenggara Timur, akhirnya Jumat, 23 Nopember 2012 jam 09.00 WITA Kapal Laut KM.Bukit Siguntang merapat di Pelabuhan Tenau Kupang sementara Tim-I yang membawa Ketua Umum DPP Sekar Telkom dan Relwan BBN baru saja meninggalkan Dermaga Ferry ‘Bolok’ menuju Pulau Rote. Relawan BBN Jitzak Ninef dan Pengarah BBN Ferdi Rosman Feizal tidak serta merta dapat menyusul Kapal Ferry ke Pulau Rote dengan Kapal Cepat Express Bahari 1C yang hanya terpaut 1 Jam akan berlayar ke Pulau Rote di Pantai Baa, pasalnya ada 11 Karung yang harus dibawa sementara Kapal Cepat hanya membawa Penumpang saja.
Usai tawar menawar dengan para Porter Pelabuhan Tenau Kupang dan mendapatkan harga yang layak, akhirnya 11 karung yang berisi buku-buku BBN diturunkan dari Gudang Kapal ke Dermaga dan diangkut ke mobil bak yang disewa dari Pelabuhan Tenau ke Plasa Telkom Kupang gara-gara Polisi Pelabuhan Tenau sudah mengusir akibat karung teronggok lama di demaga dan menghalangi kendaraan lain yang akan mengangkut barang-barang yang turun dari Kapal. Pasalnya mobil bak yang disediakan Manajemen Telkom Kupang dari Kopegtel Kupang yang dikoordinir Manar CS Kupang Alber Sumbadji lama tak datang karena harus antri isi premium di SPBU akibat langkanya BBM bersubsidi di Kupang saat itu.
Akibat Kapal Ferry yang melayani penyebrangan dari Kupang ke Pulau Rote hanya satu trip saja, terpaksa Tim-II yang baru saja turun dari Kapal KM.Bukit Siguntang harus menginap 1 malam di Kupang menunggu keberangkatan Kapal Ferry esok harinya. Waktu 1 hari di Kupang tidak disia-siakan oleh Tim-II, usai menjalankan Sholat Jumat dan makam siang yang dijamu Manar CS Kupang, Tim-II langsung meluncur menuju toko Accu di bilangan Oebobo Kupang yang jauh-jauh hari sebelum ke Kupang sudah dikontak. Accu yang dibeli adalah jenis Accu MF dengan kapasitas 38AH yang akan disumbangkan ke salah seorang masyarakat desa Oenitas Kecamatan Rote Barat Rote Ndao yang hingga saat ini mesih belum mendapatkan pasokan Listrik PLN, tidak mendapatkan Lampu Solar Cell dari Pemerintah pusat dan juga belum membeli Lampu SEHEN yang lokasinya dipilih oleh Pengajar Muda Yayasan Indonesia Mengajar di SD INP Oenitas, Darul Syahdanul.
Setelah 1 Karung buku turun di Pelabuhan Lewolweba untuk Madrasah Ibtidaiyah Wowala Kec. Ile Ape Kab.Lembata NTT, masih ada 11 Karung yang turun di Plasa Telkom Kupang, yang membuat Tim-2 harus dipecah menjadi 2 Tim, Tim-2 ke Pulau Rote dan Tim-3 ke Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara yang berjarak 200 Km dari Kupang. Tim-III hanya 2 orang saja, Jitzak J.T. Ninef dan Oktavianus D.J. Awangu. Usai koordinasi dengan Manajemen Telkom Kupang terkait peminjanam Kendaraan baik untuk menyebrang ke Pulau Rote dan ke Kefamenanu serta setelah menunggu lama akibat antri isi premium di SPBU, sore itu juga Tim-III langsung meluncur Kefamenanu di Timor Tengah Utara yang berbatasan dengan Timor Leste untuk mengantarkan 1 Karung buku-buku BBN yang terdiri dari 3 koli berjumlah 412 buah buku.
Tim-3 merupakan Tim terakhir yang akan menyusul ke Pulau Rote masih menyisakan banyak PR, mulai dari antrian panjang di SPBU untuk mengisi Premium, anggota Tim yang akan berangkat terkait KBM yang bisa diisi premium sampai pada persoalan antrian Kapal Ferry di Dermaga Ferry Bolok Kupang agar Mobil yang membawa 10 karung buku untuk 10 SD di Rote Ndao bisa masuk ke Kapal Ferry yang hanya melayani 1 Trip Penyebrangan dari Kupang ke Pulau Rote.
33 Jam sudah Relawan BBN Mengarungi Lautan mengantarkan buku-buku BBN untuk Anak-anak Rote Ndao dan tersisa 4 jam pelayaran dari Kupang ke Pulau Rote yang akan ditempuh dengan Kapal Penyebrangan (Ferry). Setelah berkoordinasi dengan pihak ASDP Kupang malam hari, jam 5 Pagi Tim-2 sudah meluncur ke Dermaga Ferry Bolok Kupang agar mobil pickup yang mengangkut 10 Karung buku-buku BBN bisa masuk ke atas Ferry. Setelah berkoordinasi dengan Petugas ASDP, beruntung Mobil Pick-up Kopegtel yang mengangkut buku-buku BBN untuk anak-anak Rote Ndao bisa berada di natrian terdepan dan masuk Kapal Ferry paling duluan.
Manager CS Area Kupang Albert Sumbadji bergabung dengan Tim-2 yang sebelumnya 3 Orang, Ferdi Rosman Feizal (DPP Sekar Telkom), Yoseph Alexander Tiba (DPW 7 KTI) dan Pelipus Limo (DPD NTT) karena mobilnya tidak mendapatkan premium ketika antri malam hari kemarin.
Di Kapal Ferry yang hanya menempuh perjalanan 4 jam, Tim-3 duduk-duduk santai di atas tumpukan buku-buku BBN di mobil bak mobil pick-up sambil menikmati makanan ringan dan kopi, terkadang jepret-jepret keindahan pemandangan perairan laut antara Kupang dan Pulau Rote.
Setelah 37 Jam mengarungi lautan akhirnya Jam 13.30 hari Sabtu, 24 Nopember 2012 Buku-buku BBN Sekar Telkom sumbangan karyawan-karyawati Telkom se-Indonesia merapat di Dermaga Ferry di Pelabuhan Pantai Baru Pulau Rote untuk disampaikan kepada anak-anak Negeri di Pulau Rote Kabupaten Rote Ndao yang disambut dengan kemegahan Gapura Selamat Datang di Bumi Ti’ilangga Permai Kabupaten Rote Ndao.
Kegembiraan Tim semakin bertambah setelah melewati Gapura Selamat Datang, karena disuguhi dengan jalanan mulus dan pemandangan laut yang menyejukkan mata, sesejuk wajah-wajah anak-anak negeri Rote Ndao yang berbibar-binar matanya menyambut buku-buku yang mereka nantikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H