Di masa modern sekarang media sosial mempunyai peranan penting dalam kehidupan kita. Media sosial mempunyai banyak sekali dampak positif tetapi semua itu tidak terlepas dari dampak negatif.
Seringkali media sosial digunakan untuk menyebar hoax, kebencian, dan digunakan sebagai alat manipulasi. Salah satu contohnya adalah buzzer yang disewa oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan hoax dan kebencian. Hingga menimbulkan suatu konflik diantara para pengguna media sosial.
Seiring berkembangnya teknologi, terlahir pertanyaan-pertanyaan tentang media sosial. Diantaranya, Pertanyaan fundamental yang muncul seperti "Media sosial kawan atau lawan bagi demokrasi?"
Ada 3 (tiga) aliran yaitu, pesimistik, optimistik, dan realistik. Aliran pertama tak yakin internet bisa menjadi kawan setia demokrasi, malah sebaliknya menusuk dari belakang. Aliran optimistik percaya betul internet akan memperkuat demokrasi di tataran global maupun lokal. Aliran ketiga mencoba berdiri seimbang di antara dua titik ekstrem mendorong sisi demokratis internet, sembari tetap mengakui sekaligus memininalisasi sisi antidemokrasinya (Anthony G. Wilhelm: 2003)
Oleh karena itu, media sosial dapat menjadi kawan maupun lawan sesuai dengan penggunaannya. Apabila digunakan dengan cara yang baik dan sehat maka media sosial merupakan kawan yang sangat baik.
Akan tetapi bila digunakan dengan cara yang kotor, tidak sehat, dan mementingkan individu atau suatu kelompok maka media sosial merupakan lawan yang sangat sadis. Yang akan membawa negara dan demokrasi ke ambang kehancuran dan penuh pertikaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H