Lihat ke Halaman Asli

Pembukaan Lahan : Tantangan dan dampaknya pada Lingkungan

Diperbarui: 21 Desember 2024   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pembukaan lahan (land clearing) adalah salah satu langkah awal dalam upaya bercocok tanam, terutama pada lahan hutan yang sebelumnya ditumbuhi pepohonan, gulma, dan memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Proses ini biasanya dilakukan untuk keperluan perkebunan, pertanian, transmigrasi, dan lainnya. Seperti kejadian di berbagai tempat, salah satunya di Kabupaten Siak dan Bengkulu Utara.

Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit telah menjadi isu yang kompleks dan kontroversial. Seringkali, pembukaan lahan dilakukan tanpa izin, bahkan hingga masuk ke dalam kawasan hutan lindung. Permintaan global yang tinggi terhadap minyak sawit mendorong perusahaan-perusahaan perkebunan untuk terus memperluas areal tanam mereka. Alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit menyebabkan kerusakan habitat yang parah. Hutan-hutan yang sebelumnya menjadi rumah bagi berbagai satwa liar, termasuk harimau, kini terfragmentasi dan kehilangan keanekaragaman hayati.

Di satu sisi, perkebunan kelapa sawit memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Namun, di sisi lain, ekspansi sawit yang tidak terkontrol berdampak serius pada kerusakan hutan yang menjadi habitat satwa liar. Pegiat lingkungan seperti Walhi, Sawit Watch, serta berbagai kalangan akademisi menilai deforestasi yang terjadi di daerah tersebut sebagian besar merupakan dampak dari alih fungsi lahan hutan menjadi industri perkebunan kelapa sawit.

Baru-baru ini, ditemukan harimau berkeliaran di pemukiman warga Bengkulu Utara pada Selasa (22/10/2024) dan memangsa ternak. Salah satu faktor utama yang memicu kasus ini adalah ekspansi industri, terutama perkebunan kelapa sawit. Kasus lain terjadi di Kabupaten Siak, tepatnya di Sungai Apit, pada Kamis (28/11/2024). Seorang pria diterkam harimau saat memancing, yang mengakibatkan luka parah di tubuhnya dan memerlukan 89 jahitan.

Kejadian-kejadian ini menunjukkan betapa seriusnya masalah pembukaan lahan terhadap lingkungan satwa. Kerusakan lingkungan menyebabkan hilangnya biodiversitas yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem dan mengancam keberlangsungan hidup banyak spesies, termasuk harimau. Konflik manusia-harimau tidak hanya berdampak pada kelestarian alam, tetapi juga menimbulkan kerugian sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Serangan harimau terhadap ternak atau manusia dapat menyebabkan trauma psikologis dan kerugian materiil yang signifikan.

Untuk mengatasi konflik manusia-harimau, diperlukan upaya komprehensif melibatkan berbagai pihak. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  1. Penegakan hukum: Pemerintah perlu memperkuat penegakan hukum terhadap aktivitas perambahan hutan dan perburuan satwa liar.
  2. Manajemen habitat: Melakukan restorasi habitat harimau dan koridor satwa untuk menghubungkan populasi yang terisolasi.
  3. Kompensasi: Memberikan kompensasi kepada masyarakat yang mengalami kerugian akibat konflik dengan satwa liar.
  4. Edukasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi harimau dan cara hidup berdampingan dengan satwa liar.
  5. Pengembangan ekonomi alternatif: Membantu masyarakat mengembangkan mata pencaharian alternatif yang lebih ramah lingkungan.
  6. Kolaborasi multi-stakeholder: Membangun kerjasama antara pemerintah, perusahaan, masyarakat, dan lembaga konservasi untuk mencari solusi bersama.

Konflik manusia-harimau di Siak dan Bengkulu Utara merupakan cerminan dampak negatif industrialisasi yang tidak berkelanjutan. Untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan, diperlukan upaya serius mengatasi akar penyebab konflik, yaitu kerusakan habitat dan perubahan perilaku manusia. Melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pembangunan yang ramah lingkungan, diharapkan konflik manusia-harimau dapat diatasi dan kelestarian harimau Sumatera dapat terjamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline