Lihat ke Halaman Asli

Ferdinandus WinandySoesilo

Dosen Bisnis dan Tutor

Berdiri Tegak Dengan Bahu ke Belakang

Diperbarui: 16 Februari 2024   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels

Berdiri Tegak Dengan Bahu ke Belakang? Apa Maksudnya?

Hidup ini memang penuh dengan kesulitan dan penderitaan. Kita sebagai manusia seringkali merasa bahwa ini sangatlah sulit dan penuh dengan penderitaan dengan berbagai cobaan yang kita hadapi dalam hidup ini baik secara personal dan profesional.

Seringkali kesulitan-kesulitan dalam hidup yang dilengkapi dengan rasa sakit dan penderitaan membuat kita merasa jatuh (down) dan bahkan seringkali kita juga kehilangan rasa percaya diri dan semangat dalam menjalani hidup.

Kehilangan rasa percaya diri, rasa terjatuh, dan kehilangan semangat ini juga yang membuat kita seringkali secara tidak sadar menjalani hidup kurang baik salah satunya adalah cara berjalan dengan tidak berdiri tegak dengan bahu ke belakang. Hal ini yang terkadang juga membuat kita menjadi merasa lemah, kalah dan tidak berguna (Peterson, 2018).

Pengendalian Diri

Tidak jarang juga kesulitan dalam hidup yang penuh dengan tekanan dan kepedihan membuat banyak orang yang akhirnya mengalihkan emosi dan agresivitas dengan melakukan perbuatan dan perkataan yang menyakiti orang lain.  Kesulitan untuk mengontrol emosi dan hal-hal negatif yang akhirnya membawa pengaruh negatif jauh kepada orang lain entah itu rasa sakit hati atau pun sengsara.

Oleh karena itu penting mempelajari yang namanya kecerdasan emosional atau yang lebih sering dikenal dengan Emotional Intelligence.  Kecerdasan emosional mengajarkan kita bagaimana memahami, mengelola dan menerapkan strategi kapan harus bereaksi, kapan harus melawan dan kapan harus menahan emosi saat kita mengalami masalah atau cobaan yang berat.

Kecerdasan emosional juga membantu kita untuk mengontrol diri tidak melukai atau membahayakan orang lain walaupun kita mampu karena kita sadar akan dampak buruknya (Goleman, 1995). 

Pexels

Seperti apa yang dikatakan oleh Jordan Peterson dalam bukunya yang berjudul 12 Rules for Life, Antidote to Chaos, "A harmless man is not a good man. A good man is a very, very dangerous man who has that under voluntarily control".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline