gagal lagi gagal lagi Apa boleh buat, mimpi puluhan ribu suporter Indonesia di SUGBK dan ratusan juta orang lainnya yang menyaksikan lewat layar kaca untuk melihat Indonesia merebut emas pertamanya dari ajang sepakbola SEA Games dalam 20 tahun terakhir mesti kandas. Kegagalan eksekusi Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga dalam drama adu penalti membuat Indonesia seakan mengulangi kegagalan SEA Games 1997 lalu ketika di Indonesia yang saat itu menjadi tuan rumah dan telah memastikan diri sebagai juara umum, kalah adu penalti dari Thailand 2 – 4 di SUGBK. Harapan tinggi ratusan juta masyarakat Indonesia kepada anak-anak Garuda Muda untuk berprestasi secara paripurna melalui pengawinan gelar juara umum SEA Games 2011 dengan medali emas sepakbola pun pupus sudah. Dalam laga final tersebut, harapan sebenarnya sempat terbang tinggi ketika Indonesia berhasil unggul cepat di menit keempat. Gunawan Dwi Cahyo-lah orang yang membuat seisi penonton di SUGBK bergemuruh dalam euforia usai sundulannya memanfaatkan sepak pojok Oktovianus Maniani melesak mulus ke gawang Malaysia. Indonesia 1 – Malaysia 0. Satu hal yang paling mencolok dari permainan Indonesia di laga final ini adalah kaki-kaki para pemain Indonesia terlihat sangat kelelahan. Mereka mudah sekali kehilangan bola dan tidak agresif dalam menekan pemain lawan. Skuad Garuda Muda seolah sudah habis staminanya usai duel menguras energi melawan Vietnam di semifinal, dua hari lalu. Setelah gol ini, Indonesia mulai menurunkan tempo pertandingan. Malaysia memanfaatkan hal ini untuk menguasai jalannya pertandingan. Hingga memasuki menit ke-30, Malaysia yang dimotori kaptennya, Bakhtiar Baddrol terus mendominasi penguasaan bola. Indonesia pun terus-menerus digempur. Akhirnya, pada menit ke-33, Harimau Malaya mampu menyamakan kedudukan. Sundulan pemain bernomor punggung 6, Omar Mohammad Asaruddin Zubir berhasil menjebol gawang Kurnia Mega. Kelengahan pemain-pemain bertahan Indonesia mengawal akselerasi kapten Malaysia, Baddrol Bakhtiar membuatnya bisa memberikan umpan yang berhasil dimanfaatkan Zubir. Indonesia 1-Malaysia 1. Hingga turun minum skor imbang tetap tak berubah. Memasuki babak kedua, Malaysia lebih banyak tampil bertahan sehingga Indonesia leluasa menguasi jalannya pertandingan. Dengan sisa-sisa stamina yang ada, para pemain Indonesia mampu lebih mengontrol jalannya babak kedua. Tapi, tak ada satu pun peluang berarti yang berhasil diciptakan oleh trio Papua. Solidnya pertahanan Malaysia membuat Garuda Muda mulai memilih untuk melakukan tendangan jarak jauh, diantaranya lewat Andik Virmansyah dan Ferdinand Sinaga. Tapi, ini sama sekali tidak efektif. Masa pemulihan yang hanya satu hari membuat permainan kedua tim menurun saat pertandingan memasuki menit ke-60. Intensitas serangan Malaysia pun jauh menurun dibanding babak pertama. Malaysia memilih untuk menunggu Indonesia keluar membangun serangan dan menyerang melalui serangan balik. Tidak ada akselerasi eksplosif yang biasa diperagakan oleh Titus Bonai. Tak ada umpan-umpan jauh akurat dari sang kapten Egi Melgiansyah. Pergerakan individual Oktovianus Maniani pun tak efektif karena tak mendapat support dari pemain lain dan mudah dipatahkan para pemain Malaysia. Hingga wasit meniupkan peluit panjang, skor 1-1 tak berubah hingga laga pun mesti dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Di babak pertama perpanjangan waktu, Indonesia sebetulnya bisa mencetak gol lewat Ferdinand Sinaga tapi dianulir wasit karena Oktovianus Maniani sudah terjebak offside. Kedua tim yang sudah amat sangat kelelahan seakan sudah tak mampu lagi menggerakkan kaki-kaki yang sudah terasa amat berat. Setelah melalui 120 menit waktu normal dengan skor yang masih sama kuat, laga pun harus dilanjutkan dengan adu penalti. Drama Adu Penalti Indonesia 1 – Malaysia 0. Titus Bonai yang menjadi eksekutor pertama Indonesia berhasil ditebak arahnya oleh Khairul Fahmi tapi bola tetap masuk. Indonesia 1 – Malaysia 1. Mahari Jesuli yang merupakan bek kanan Malaysia berhasil menyamakan kedudukan usai mengecoh Kurnia Mega. Indonesia 1 – Malaysia 1. Gunawan Dwi Cahyo yang ditugaskan menjadi algojo kedua gagal menjalankan tugasnya setelah sepakannya hanya menerpa tiang gawang Malaysia. Indonesia 1 – Malaysia 2. Malaysia berhasil unggul usai pemain pengganti Othman Fandi kembali mengecoh Kurnia Mega. Indonesia 2 – Malaysia 2. Indonesia berhasil menyamakan kedudukan usai kapten Egi Melgiansyah menendang bola ke kanan gawang Malaysia sementara Khairul Fahmi bergerak ke kiri. Indonesia 2 – Malaysia 2. Kurnia Mega tampil gemilang untuk menggagalkan eksekusi striker Malaysia, Ahmad Fakri. Keputusannya bergerak ke arah kanan sangat tepat. Indonesia 3 – Malaysia 2. Abdul Rahman berhasil mengeksekusi penalti dengan baik usai tendangannya ke arah kanan berhasil mengecoh kiper Malaysia yang bergerak ke kiri. Indonesia 3 – Malaysia 3. Bek Malaysia, Mohammad Fadhli berhasil membuat Malaysia kembali menyamakan kedudukan usai tendangan kaki kirinya yang sebenarnya berhasil ditebak Kurnia Mega mampu melesak masuk. Indonesia 3 – Malaysia 3. Indonesia gagal mengambil alih keunggulan. Ferdinand Sinaga gagal menjalankan usai tendangan lemahnya ke tengah gawang berhasil dimentahkan Khairul Fahmi. Indonesia 3 – Malaysia 4. Malaysia akhirnya memastikan gelar juara usai tendangan kaptennya, Bakhtiar Baddrol sukses menjebol gawang Kurnia Mega. Bola sebenarnya bisa ditahan kaki Kurnia Mega tapi karena kerasnya tendangan Bakhtiar Baddrol, bola tetap bergulir masuk ke gawang Indonesia. Malaysia pun sukses meraih medali emas SEA Games 2011 sekaligus mempertahankan gelar emas sepakbolanya dua tahun lalu. Susunan Pemain: Indonesia (4-2-3-1): 1-Kurnia Mega; 15-Hasim Kipow, 28-Abdul Rahman, 13-Gunawan Dwi Cahyo, 24-Diego Michaels; 8-Egi Melgiansyah (C), 6-Mahardiga Lasut; 21-Andik Virmansyah (Ferdinand Sinaga 65’), 27-Patrich Wanggai (11-Ramdani Lestaluhu 75’), 10-Oktovianus Maniani; 25-Titus Bonai. Malaysia (4-4-2): 1-Che Mat Khairul Fahmi; 2-Jasuli Mahali, 24-Ahmad Mohamad Muslim, 4-Mohd Shas Mohamad Fadhli, 3-Mohd Azmi Mohd; 11-G. Kandasamy Gurusamy, 9-Ambumamee Thamil Arasu, 10-Bakhtiar Badrol (C), 6-Omar Mohd Asraruddin Zubir; 7-Fazail Mohd Irfan, 13-Saarani Ahmad Fakri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H