Lihat ke Halaman Asli

Polisi Selalu Ada bersama Masyarakat

Diperbarui: 1 Juni 2017   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polisi Selalu Ada Bersama Masyarakat

#PolriBagiNegeri


Jika kita bertanya kepada anak-anak kita, ataupun kerabat dan anggota keluarga mengenai cita-cita, maka profesi polisi masih menjadi favorit pilihan, di samping menjadi dokter, atau bahkan Presden.

Polisi begitu diidolakan karena kemuliaan dan keikhlasannya membantu dan menjaga masyarakat dari tindak kejahatan, pelanggaran, ancaman, kesulitan serta ketakutan yang terkait keamanan dan ketertiban dalam masyarakt. Sosok polisi yang bersahaja menjadi panutan bagi semua masyarakat,terlebih lagi jika anggota tersebut smart, rendah hati, familiar, kreatif dan cerdas, sosok polisi tersebut pasti akan menjadi idaman masyarakat, sebagaimana yang bertebaran di berbagai media baik cetak maupun online.

Sahabat-sahabat netter pasti akan bertanya bagaimana sejarahnya Polisi, menurut beberapa literatur akademis kata polisi itu berasal dari kata Politeia, adalah sebuah judul buku yang ditulis oleh Plato, seorang filsuf Yunani  Kuno. Buku itu berisi tentang teori dasar polis atau Negara kota. Pada zaman itu kelompok-kelompok manusia berbentuk himpunan yang merupakan satu kota. Dari kata politeia itu kemudian timbul kata politik yang di maksudkan sebagai tata cara mengatur sistim pemerintahan, kata polisi yang mengatur penegakan peraturan, kata policy atau kebijaksanaan dan sebagainya. Pengembangan dari semua itulah yang melahirkan Negara dengan segala atribut dan pengaturannya hingga saat ini.

Kemudian kata politeia berkembang maknanya menjadi kata dan fungsi polisi seperti yang ada sekarang. Sampai saat ini polisi di Italia di sebut Politeia, yang di Perancis disebut La Police, di Inggris menyebutnya Police, Belanda Politie dan German Polizei, di Malaysia mengikuti tradisi Inggris dengan ejaan melayu, Police, dan di Negara kita Republik Indonesia di kenal dengan Polisi atau lengkapnya Kepolisian Negara Republik Indonesia. mengikuti tradisi Belanda menyebutnya politjie dengan kata Polisi.

Sejarah Kepolisian Negara Republik Indonesia dimulai tanggal 1 Juli 1946 dengan nama Lembaga Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung-jawab langsung kepada Perdana Menteri, dengan penetapan tersebut maka setiap Tanggal 1 Juli setiap tahun berjalan hingga kini Institusi Polri selalu merayakannya dengan istilah Hari Ulang Tahun Bhayangkara.

Seiring dengan berjalannya waktu fungsi Polisi kemudian terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman, teknologi serta populasi manusia, manakala semakin jelas ada ancaman menyangkut keamanan dan ketertiban dalam masyarakat, maka semakin nyata pula peran dan kebutuhan akan kehadiran Polisi.Berbicara mengenai harapan dan tantangan tentang kepolisian masa kini dan akan datang maka sebagai warga negara Indonesia, kita semua berharap Polri kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi dan selalu setia melayani serta mengayomi masyarakat, yang setiap saat siap siaga untuk memanggulangi dan memberantas segala bentuk tindak kejahatan serta pelanggaran hukum berikut pencegahan dan pemberatasan semua hal yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat Indonesia. Pada intinya Polisi harus selalu ada untuk menjaga masyarakat agar tetap selalu aman dan nyaman.

Polisi juga manusia, pasti sahabat-sahabat sering mendengar kalimat ini, dan memang benar demikianlah adanya,  saat ini di tengah derasnya arus pluralisme dan  globalisasi, tak bisa di pungkiri banyak bermunculan pesimisme masyarakat terhadap kinerja Polri, sehingga itu, hal ini sangat penting dicatat untuk terus diperbaharui, di evaluasi dan di reorganisasi lagi sebagaimana yang diatur dalam aturan dan perundang-undangan.

Memang tak bisa di pungkiri beragam kritik pedas masih sering menerpa korps kepolisian hingga kini, hubungan polisi dengan masyarakat pun di tanggapi dengan beragam tanggapan ada pedas menyalahkan, kritis untuk mengingatkan yang apda intinya ada semacam ”Kerinduan” masyarakat terhadap polisi atau pun sebaliknya kerinduan Polisi kepada masyarakat, Seperti yang pernah disampaikan sahabat saya “Polisi itu juga manusia punya rasa, asa dengan kelebihan dan kekurangannya, dalam rumah-tangga saja yang cuman hitung jari ada saja salah satu anggota keluarga yang masih bandel, apalagi untuk ukuran sebuah Institusi besar dengan jumlah yang banyak”,  pendapat tersebut hampir identik  dengan pendapat Pak Heri Bima di Group Whats Up Polda Jatim, bagi beliau selaku anggota Kepolisian “yang penting selalu bekerja dengan ikhlas, dengan niat ibadah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, apapun resikonya, selanjutnya dalam menjalankan tugas jika masih ada kekurangan itu wajar karena yang dilayani adalah masyarakat dari berbagai kalangan dan berbagai kepentingan pasti ada saja yang kurang”.

Dengan fakta-fakta yang ada tersebut sudah tentu pembenahan serta reformasi haruslah terus berjalan dan disesuaikan dengan kebutuhan baik di internal Institusi Korps Kepolisian maupun sebagaimana yang diharapkan masyarakat Indonesia yakni untuk mewujudkan Polisi Indonesia yang kuat, tangguh, profesional dan disayangi masyarakat. Selain hal tersebut aparat kepolisian juga diharapkan dapat membangun citra yang dapat dipercaya oleh masyarakat. Polisi yang dipercaya adalah tangga awal untuk merebut hati masyarakat, namun di sisi lain sangat diharapkan juga agar masyarakat dapat lebih rasional untuk memberi masukan kritik maupun dukungan bagi kinerja Korps Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Hubungan antara polisi dan masyarakat sering diibaratkan seperti ikan dan air. Ikan jelas tidak bisa hidup tanpa air, demikian pula polisi tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa dukungan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline