Lihat ke Halaman Asli

Julaiman

Blogger

Kesedihan dalam Relung Hati

Diperbarui: 14 Juli 2023   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam gelap, kesedihan bersembunyi,
Menyusup dalam rasa yang terluka.
Hatiku hampa, tak lagi berdenyut,
Dalam kamar sunyi, aku terduduk.

Tangis malam mengiringi langkah sepi,
Merayap dalam jiwa yang lesu dan resah.
Dunia terasa kelam, penuh kepenatan,
Seperti sebatang pohon yang tak bernyawa.

Hujan mengalir di jendela yang terbuka,
Seolah menari dengan lirih kesedihan.
Air mataku bercampur dengan tetesan,
Menyatu menjadi riak-riak kehampaan.

Di balik senyuman, tersembunyi pilu,
Kehilangan yang merangkak di hati.
Tersisip di setiap nafas yang terengah,
Seakan tiada ruang untuk kembali.

Dalam kegelapan, kutemui kesendirian,
Memeluk tubuh rapuh yang terluka.
Malam menjadi saksi bisu kedukaan,
Dan hati yang tak lagi mampu berjalan.

Namun dari kesedihan, ada kekuatan,
Dalam setiap luka terdapat kebijaksanaan.
Mungkin esok akan ada cahaya kembali,
Menyelimuti diri dengan harapan yang nyata.

Kesedihan ini hanyalah bagian hidup,
Layar yang menyoroti setiap detak jiwaku.
Biarkan puisi ini menjadi pelipur lara,
Menggenggam tanganmu, menghapus duka.

Kesedihan akan berlalu, seperti awan yang berlalu,
Menyisakan cerita yang takkan pernah hilang.
Biarkan puisi ini menjadi saksi bisu,
Bahwa kesedihan tak akan mengalahkan jiwa yang tangguh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline