Lihat ke Halaman Asli

Ferdi Ghoghi

Indah saat menulis

Sahabat Konyol!?- Timotius

Diperbarui: 30 Agustus 2020   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Timotius

Awal memasuki dunia pendidikan tinggi disalah satu kampus yang berdiri megah ditengah padang sabana Kabupaten Sumba Barat Daya tepatnya di kecamatan loura.  Sebut saja, kampus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan(STKIP) Weetebula, saya berjumpa dengan seorang sahabat yang sangat sederhana dan memiliki kelebihan tersendiri.

Ya....dia adalah seorang pendiam, pertama kali berjumpa dirinya hanya sebatas memancarkan senyuman dan berbagi canda tawa yang tersembunyi. Namun, saya cukup memahami psikologi dirinya. Kadang, rasa malu dan perasaan kami sama-sama memiliki untuk saling menyapa(seperti baru bertemu cinta pertama).

Disuatu hari, saya mencoba menghilangkan rasa ego untuk memulai menyapa dirinya. Ew...ternyata dirinya sangat welcome untuk menenrima diriku yang juga takalah sederhana. Sebut saja, namanya adalah Timotius M.L Wara.

Hari berganti, waktu pun terus berputar, saya dan dirinya mulai bangun komunikasi lewat diskusi sederhana dan saling tukar pendapat bagaimana perkuliahan kedepannya.

Dia(Timotius) sangat suka humoris. Dalam kesehariannya sering di sapah mada, ia adalah anak pertama dari empat bersaudara.
Dirinya saat ini sedang menempu pendidikan perguruan tinggi di STKIP Weetebula ( semester lima).

Dirinya cukup di kenal dalam kalangan Mahasiswa maupun Masyarakat. Dia pun aktif dalam organisasi intra kampus maupun ekstra kampus. Dalam kalangan kampus, dia cukup cerdas IPKnya selalu memuaskan. Bukan hanya dalam ruangan kelas saja, dia juga sangat hobi dalam bidang olahraga, baik bola voli maupun bola kaki. Dirinya lebih aktif dalam bidang- bidang organisatoris.

Hal yang paling ia sering lakukan adalah loyalitasnya kepada siapa saja,,

Namun, rasa duka telah menjadi pelengkap hidupnya, dimana, dirinya saat ini  sudah ditinggalkan oleh sosok ayahnya, yang telah lama pergi di sorga untuk selamanya. Kini ia tinggal bersama ibu dan tiga orang adiknya.

Dizaman dahulu kala, disaat  ayahnya masih  berziarah dimuka bumi, ia sering di manja-manja dan sering di bawa kemana-mana. Namun hidupnya saat ini tidak lagi seperti ayahnya masi ada.Ia ditinggalkan ayahnya pada saat ia menempu pendidikan Sekolah Menenga Atas
Demi kelancaran hidup, Ibunya harus bekerja membanting tulang di kebun.Pekerjaan ibunya setiap hari hanyalah hal yang sama.

Sebagai anak pertama, ia harus menggantikan posisi ayahnya. Dirinya mempunyai tanggung jawab yang besar.
Melihat ibunya yang pergi pagi dan pulang sore dari kebun, ia harus membantu ibunya. Setiap hari seusai pulang kuliah, ia harus ke sawah untuk membantu ibunya.
Biaya kulianya di peroleh dari jualan hasil tani, semenjak ayahnya pergi dirinya betul-betul di ajarkan bagaimana hidup itu yang sesunggunya.

Melihat dirinya saya sangat termotivasi, jika melihat jejak hidupnya sepertinya saya tidak mampu untuk melewati
Saya sangat senang berteman dengan dirinya karna begitu banyak hal yang saya peroleh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline