Lihat ke Halaman Asli

Untuk Langit

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepagi itu, gurat sedih bergantung di pelangi

Hari masih basah, tak ada yang merasa

Bumitelah lama mengirim duka, untuk langit yang berbahagia

Di atas, dia lebih berkuasa untuk sekadar melihat kebawah

Seharusnya langit tau, jika bumi sedang gundah

Ini air mata langit, bukankah kita ciptaan tuhan ?

Yang selalu patuh pada titahNya, tapi kau lupa akan janji itu

Lihat aku, yang selalu tertindas dibawah

Yang tak berdaya, tak ada harapan untuk hari esok

Bait doa yang selalu ku baca ketika bermunajat, tak alpa kusertakan

Agar mata,hati dan cinta itu masih tersisa untuk kita

Banda Aceh, 31 januari 2011




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline