Lihat ke Halaman Asli

Fera SusantiNadaRani

Reading and writing

Apam, Tradisi Bulan Rajab

Diperbarui: 7 Maret 2020   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tradisi Bulan Rajab

Masyarakat Kabupaten Pasaman khususnya Lubuk Sikaping memiliki tradisi unik di bulan Rajab ini. Mereka menyebut bulan apam. Apam adalah sejenis serabi.

Pada bulan Rajab tiap rumah akan bergantian membuat apam. Setelah apam matanv maka akan diantarkan ke rumah sanak saudara dan tetangga.

Tujuan dibagikan itu adalah sebagai sedekah. Sedekah yang mereka niat untuk kanak-kanak yang telah berpulang ke Rahmatullah. Konon katanya pada bulan Rajab arwah kanak-kanak itu pulang ke rumah mereka. Minta didoakan oleh orang tua dan sanak saudara. Sehingga niat berbagi itu diniatkan sebagai hadiah doa untuk yang telah tiada.

Dulunya sesudah membuat apam maka malamnya diadakan doa bersama seluruh anggota keluarga dengan mengundang  orang Siak atau garin masjid atau para ustadz.

Apam adalah penganan yang terbuat dari tepung beras dan santan dengan sedikit garam dan pengembang. Di masak di kuali besi. Biasanya kuali besi yang berukuran kecil. Lalu dijerangkan di tunggu kayu menggunakan sabut kelapa atau daun kelapa tua. Sehingga apinya kecil dan tidak cepat hangus.

Apam disajikan dengan kuah. Kuahnya terbuat dari santan yang dimasak dengan gula merah dan daun pandan. Sehingga sangat wangi dan menggoda selera. 

Sekarang adalah bulan apam. Maka tiap hari bisa menikmati apam yang dihantar oleh para kerabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline