Pandemi Covid-19 yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia menyebabkan kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pendidikan menjadi hal yang penting hingga pemerintah berupaya agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan di tengah pandemi. Kemendikbud menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.
Surat tersebut sekaligus memperkuat Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19. Belajar dari Rumah (BDR) bertujuan memastikan hak peserta didik mendapatkan layanan pendidikan selama Covid-19 terpenuhi, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan serta memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi peserta didik, orang tua, dan pendidik. Metode dan media pelaksanaan BDR dilakukan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Kemendikbud mengadakan program Kampus Mengajar Perintis (KMP) untuk membantu pembelajaran sekolah di tengah pandemi Covid-19. Program ini menjadi bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kondisi pendidikan saat ini.
“Kampus Mengajar adalah salah satu bentuk kepedulian mahasiswa untuk pendidikan adik-adik kita di desa maupun kota yang saat ini tentu mengalami kondisi yang sangat tidak nyaman, di mana mereka tetap harus belajar, sementara tidak bisa bertemu dengan guru, tidak bisa bertemu dengan teman-temannya, dan ini adalah tantangan bagi kita semua,” kata Nizam dikutip dari Warta Lombok.
Melalui program ini, para mahasiswa dapat membantu memberikan pembelajaran kepada anak-anak, baik di desa maupun di kota. Program ini berkaitan dengan tujuan Kampus Merdeka untuk menjalin hubungan antara perguruan tinggi dengan dunia nyata atau dunia kerja. Program KMP menjadi wadah bagi para mahasiswa menyalurkan kepeduliannya terhadap situasi saat ini yang mengharuskan para peserta didik belajar tanpa bertatap muka dengan pengajar.
Belajar tanpa bertatap muka dengan pengajar bukanlah sesuatu yang mudah bagi para peserta didik. Hal itu membuat para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi terpilih di Indonesia ingin membantu peserta didik tetap memperoleh haknya untuk mendapatkan layanan pendidikan dengan ilmu dan keahlian yang dimiliki mahasiswa. Ada 2500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi terpilih di Indonesia yang mengikuti program ini setelah melewati tahap seleksi.
Fera Rizqi, salah satu peserta Program Kampus Merdeka Perintis yang berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia merasa antusias menjalankan program ini.
“Saya merasa antusias mengikuti program ini karena saya ingin membantu para guru dan siswa di masa pandemi ini. Seperti yang kita ketahui, belajar tanpa bertatap muka bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu, saya ingin membantu para guru dan siswa untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu, saya bukan berasal dari jurusan kependidikan sehingga program ini memberikan pengalaman yang baru bagi saya,” ujar Fera.
Fera melaksanakan Program KMP di SDN 025 Cikutra Kota Bandung yang berlokasi di Jl. Cikutra No.326, Kelurahan Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat. Fera melaksanakan program ini mulai 12/10/20-18/12/20. Fera menjalankan program ini bersama 3 mahasiswa UPI lainnya dan 1 mahasiswa Uninus. Kegiatan yang dijalankan Fera selama Program KMP meliputi mengajar, membantu adaptasi teknologi, dan membantu administrasi guru. Dalam membantu adaptasi teknologi Fera membuat video pembelajaran animasi.
Para orang tua siswa memberikan apresiasi terhadap video pembelajaran animasi yang dibuat Fera.
“Masya Allah, semakin jelas ada video pembelajarannya,” ungkap Ibu Elmira.