Lihat ke Halaman Asli

Fera Andriani Djakfar

Ibu rumah tangga, Dosen, Guru madrasah, Penulis Buku: Dari Luapan Sungai Nil, Surat Dari Alexandria, Kejutan Buat Malaikat, Arus Atap dan Cinta, Serial Addun dan Addin, Islam Lokal: Fenomena Ngabula di PEsantren Madura

Ketikan dari Malaysia: Pengalaman Ikut Mengajar Ngaji Mak Cik

Diperbarui: 31 Oktober 2024   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc.pri.Fera

Dalam rangka menjadi dosen pembimbing KKN internasional, saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Malaysia. Selain menjalankan tugas seperti membimbing dan memonitoring mahasiswa, sebagai dosen saya pun harus menjalankan pengabdian kepada masyarakat. 

Setiap hari saya berpindah-pindah lokasi untuk memberikan pengabdian. Di antaranya penyuluhan tentang pentingnya literasi, juga pengabdian dalam hal keislaman, sesuai bidang keahlian saya, yaitu Studi Islam. 

Alhamdulillah, saya dan Dr. Mutmainah sebagai perwakilan dosen STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan diajak oleh Ustadz Shohenudin untuk ikut berkhidmah di salah satu perkumpulan milik masyarakat Malaysia, PEWANIDA. Singkatan dari Persatuan Ehsan Wanita dan Anak-anak, yang berlokasi di Sentul, Kuala Lumpur. 

Ada hal yang unik ketika kami masuk ke sekretariat Pewanida. Jika di Indonesia biasanya jemaah majelis ta'lim duduk di bawah atau lesehan, di majelis Pewanida ini menggunakan meja dan kursi seperti di pertemuan resmi, atau seperti di rumah makan. 

Ustadz Shoheh memulai dengan mengirim doa untuk para arwah sesepuh, lalu beliau memberikan contoh bacaan secara tartil. Setelah itu kami semua mengoreksi bacaan dari setiap anggota, apakah sudah benar secara tajwid, makhraj, dan semacamnya. 

Dalam kesempatan ini pula kami memberikan motivasi dan menyemangati para Mak Cik Malaysia ini untuk terus belajar mengaji. Luar biasa semangat mereka meski rata-rata sudah berusia senja. 

Selesai mengaji, seperti juga majelis-majelis ta'lim di Indonesia, acara dianjutkan dengan ramah tamah alias makan-makan. Kami bersama-sama makan nasi lemak dan minum teh 'O suam alias teh hangat biasa tanpa susu. 

Tak lupa, kami juga membuat nota kesepahaman untuk beberapa tahun ke depan, sehingga jika ada dosen dari STAIS Bangkalan datang ke Malaysia, bisa juga ikut melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat. 

Mari terus menebar manfaat ke seluas-luasnya Bumi A

Doc.pri.Fera

llah... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline