Lihat ke Halaman Asli

Fera Andriani Djakfar

Ibu rumah tangga, Dosen, Guru madrasah, Penulis Buku: Dari Luapan Sungai Nil, Surat Dari Alexandria, Kejutan Buat Malaikat, Arus Atap dan Cinta, Serial Addun dan Addin, Islam Lokal: Fenomena Ngabula di PEsantren Madura

Ketikan dari Malaysia: Perbedaan Istilah yang Unik

Diperbarui: 30 Oktober 2024   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc.pri.Fera

Indonesia dan Malaysia adalah negara yang serumpun. Malaysia disebut juga sebagai negeri jiran yang artinya negara tetangga. Sebagai sesama negara  rumpun Melayu, tidak banyak perbedaan di antara kedua negara ini baik dari sisi bahasa, adat istiadat, maupun bahasa.


Bagi penggemar serial kartun "Upin Ipin", tentu tidak asing lagi dalam mendengar percakapan Bahasa Malaysia. Kita bisa memahami dialog dalam serial tersebut dengan baik, meski ada perbedaan logat dan dialek yang cukup kental.

Namun, di balik persamaan tersebut, kadangkala ada perbedaan yang membuat kesalahpahaman.
Saya ingat betul kisah salah satu episode tersebut, yaitu ketika Susanti masih baru tiba dan diperkenalkan di depan kelas. 

Kurang lebih dia mengatakan bahwa dia 'senang' berkenalan dengan teman-teman barunya. Rupanya kata 'senang' di Malaysia artinya adalah 'mudah', sehingga Ipin salah paham dan nyeletuk yang artinya: memangnya kita pernah mempersulit dia?

Nah, jika perbedaan tersebut hanya di layar kaca, dampaknya tidak terlalu besar. Akan tetapi jika kita berhadapan langsung dengan masyarakat di Malaysia, perbedaan tersebut bisa berdampak fatal.

Pada tanggal 26 Oktober lalu saya mendapat kesempatan penuh berkah untuk ke Malaysia dalam rangka mendampingi mahasiswa KKN internasional STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan. Banyak peristiwa unik yang saya alami gara-gara kesalahpahaman arti kata.

Paling parah ketika baru tiba di bandara Kuala Lumpur. Salah satu petugas imigrasi mengatakan bahwa dia tidak memahami apa yang saya katakan, sehingga menulis sebuah nota pengantar agar rombongan kami menghadap ke office, yaitu Kantor keimigrasian, untuk menangani pendatang yang bermasalah. Alhamdulillah, petugas di office dengan telaten mau memahami apa yang kami katakan sehingga kami pun lolos dari masalah.

Malamnya kami menghadiri acara Ampang Bersalawat yang menghadirkan Habib Ali Zainal Abidin. Saat itu kami serasa berada di Madura karena banyaknya masyarakat Madura yang menghadiri acara tersebut.

Keesokan harinya saat berjalan-jalan, mulailah kami temukan kata-kata yang unik. Misalnya 'tangkap gambar' untuk ambil foto. Ya, masih bisa dipahami lah ya.

Begitu masuk toko, saya lupa ketika masuk tadi tulisan di pintunya apa. Begitu akan keluar, saya baca di pintu ada tulisan TOLAK, sehingga saya sedikit mundur. Eh ternyata artinya DORONG.. Hehe.

Doc.pri.Fera

Perbedaan istilah lain yang mencengangkan adalah ketika ada salah satu panitia penyambut kami yang mengomentari salah satu peserta yang sedang kurang sehat. "Wajahnya nampak mesum saja dari tadi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline