Lihat ke Halaman Asli

Fergian Vernando

Mahasiswa FISIP UAJY

Perlakuan Masyarakat terhadap Etnis Tionghoa di Yogyakarta

Diperbarui: 19 Juni 2023   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com

Diskriminasi dianggap sebagai perlakuan tidak bermoral dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan hak asasi manusia. Diskriminasi berarti memperlakukan seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak adil berdasarkan karakteristik tertentu seperti ras, etnis, agama, gender, orientasi seksual, atau disabilitas. Ini merugikan individu dan kelompok tersebut, serta melanggar prinsip dasar persamaan dan martabat manusia.  

Menurut Theodorson dkk (1979), diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial.

 

Etnis Tionghoa sering kali mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan ketika tinggal di Yogyakarta. Sebagai provinsi yang mayoritas masyarakatnya merupakan orang Jawa, tentu terdapat perbedaan perilaku terhadap kaum minoritas. Sebagai bangsa Indonesia, seharusnya kita mendapatkan perlakuan yang sama dengan masyarakat lainnya. Saya sebagai perantau yang berasal dari Bangka Belitung yang dimana banyak sekali masyarakat Etnis Tionghua pun merasakan beberapa perlakuan seperti dikatakan "cina, cina". 

Saya merasa kaget dengan perlakuan yang saya dapatkan di Yogyakarta ini, namun tidak bisa dipungkiri bahwa di Bangka saya juga tetap mendapatkan perlakuan diskriminasi. Diskriminasi tidak bisa dihindarkan dimanapun saya berada. Perlakuan diskriminasi ini dapat membuatn korban menjadi tidak nyaman, hal itu saya rasakan ketika saya berada di Bangka. Pada saat di Bangka saya lebih memilih untuk berteman dengan sesama Etnis Tionghua, namun berbeda pada saat saya berada di Yogyakarta. 

Di Yogyakarta saya harus beradaptasi karena sedikit sekali masyarakat etnis Tionghua yang saya temui disini dan kepentingan kuliah mengharuskan saya untuk bisa berteman dengan siapapun.

Saya merasa lebih dapat bergaul dengan perilaku masyarakat di Yogyakarta, namun saya sendiri masih merasa tidak nyaman dengan perlakuan tersebut. Hal itu jelas menunjukan dampak diskriminasi terhadap korban yang dimana korban akan merasa tidak nyaman dengan sekitarnya dan lebih memilih untuk berteman dengan sesama etnis saja. 

Menurut pengalaman teman saya inisial C.C yang berasal dari Purwodadi, Jawa Tengah dia mengalami perilaku diskriminasi yang berupa kenaikan harga barang di Yogyakarta karena sang penjual tahu bahwa ia merupakan etnis Tionghua. Sama seperti pengalaman saya sebelumnya, C.C juga mengaku dikatai "cina" dengan tidak sopan. C.C mengaku bahwa terkadang dia merasa tidak nyaman dan tersinggung, namun dia juga mengaku sudah terbiasa dengan perilaku tersebut walau kadang masing merasa tidak nyaman. 

Tidak hanya C.C, salah satu teman saya yang lainnya dengan inisial F.J.M mengaku bahwa dia juga mendapatkan perlakuan diskriminasi yang berupa dikatain "cina", dan "sipit". Perlakuan diskriminasi ini didapatkan olehnya lebih dari sekali. Perlakuan diskriminasi ini terjadi meskipun mereka sudah menetap di Pulau Jawa sejak mereka kecil. Dibandingkan dengan saya, perlakuan diskriminasi ini juga terjadi meskipun saya besar pada daerah di luar Pulau Jawa. F.J.M mengaku bahwa dia merasa sudah terbiasa dengan perkataan seperti itu karena dia tahu yang berkata seperti itu merupakan temannya sendiri yang bermaksud bercanda. 

Perasaan tidak nyaman pula tidak dapat hindari, karena dia pernah mendapat perkataan seperti itu dari orang yang tidak dikenal pada saat sedang jalan-jalan bersama temannya. 

Dampak Diskriminasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline