Lihat ke Halaman Asli

Kelontong-Is-Me

Diperbarui: 14 Januari 2017   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Supermarket semakin hits.
Pelanggannya beragam, dari pengemis sampai kaum borjuis.
Para karyawannya selalu tersenyum manis.
Kalau tidak senyum manis, anda boleh belanja gratis. 

Kronis. Ini semakin Kronis.

Angka mortalitas toko kelontong melonjak drastis.
Ibu-ibu berdaster kalah telak dengan karyawan beralis nan necis.
Harga murahnya kalah saing dengan banner ‘Belanja Disini Berhadiah Yaris’.

Toko kelontong jelas kalah eksis.
Para empunya menangis.
Uang habis.
Dagangan sama sekali tidak laris.

Setiap sore melamun di teralis,
“Sepertinya malam ini daun singkong lagi yang aku tumis”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline