Setiap anak yang dilahirkan memiliki potensi dan keunikan yang berbeda. Keadaan dan hambatan mereka pun berbeda setiap individunya. Perlunya ditanamkan dasar tumbuh kembang anak yang meliputi koordinasi motorik, kecerdasan spiritual dan emosional.
Pada rentang usia 4-6 tahun salah satu aspek yang harus dioptimalkan pada anak adalah kemampuan membaca. Masa keemasan (golden age) ini hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia. Maka dari itu, masa keemasan ini akan menentukan tahap perkembangan anak pada periode kehidupan selanjutnya. Stimulasi yang diberikan oleh orang tua maupun guru memainkan peranan yang sangat penting dalam membangun pengetahuan anak. Motivasi dari lingkungan sekitar memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan pengembangannya.
Anak-anak pada SB Permai Penang sendiri memiliki latar belakang yang berbeda. Mereka mendapatkan pendidikan dari orang tua dengan metode yang berbeda. Sehingga terdapat beberapa anak yang sudah pandai membaca, bebrapa yang lain bisa mengeja, dan sisanya adalah anak yang belum menghafal alphabet. “Kalian harus fokus pada anak-anak yang belum bisa membaca dan mengenal huruf” pesan Pak Husaeni, pengelola sanggar SB Permai Penang. Anak-anak yang belum menghafal alphabet ini memiliki kisaran umur antara 4 hingga 11 tahun yang berada di kelas TK dan Calistung (Membaca, Menulis dan Berhitung), untuk itu kami harus memfokuskan mereka untuk segera mengenal alphabet.
Para pengajar sebelumnya juga sudah mengajarkan hal ini, namun beberapa anak disana masih belum dapat mengingat pembelajaran yang diberikan. Hal ini yang membuat kami sebagai mahasiswa ingin ikut andil memperkenalkan alphabet dengan metode yang berbeda. Lingkungan belajar harus menciptakan kelas yang hangat dan lingkungan yang nyaman agar anak dapat belajar dengan menyenangkan, maka dari itu kita menggunakan konsep Montessori. Pengenalan alpabhet ini bertujuan untuk memberantas buta aksara, mengembangkan kecerdasan bahasa, dan membuka potensi anak dalam mendapatkan informasi yang berguna baginya.
Matching alphabet adalah kegiatan mengenalkan bentuk dan huruf pada anak. Memasangkan bentuk huruf yang sama pada kertas yang diberikan. Bentuk huruf yang diberikan memiliki kemiripan namun tidak sama. Pelaksanaan pertama dilakukan pada hari Minggu (19/11/2023), kami melihat anak-anak sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran ini. Mereka senang karena pembelajaran ini bisa dilakukan sambil bermain, bernyanyi dan mengenal warna. Dengan latihan yang rutin anak-anak akan terlatih untuk melihat dan memperhatikan detil dan perbedaan setiap bentuk hurufnya. Secara tidak langsung, mereka akan menghafal dan mengingat bentuk dan bunyi huruf yang dimainkannya.
Ketika anak sudah mengenal alphabet, maka permainan ditingkatkan menjadi moveable alphabet. Dimana mereka diminta untuk menyusun huruf-huruf menjadi satu kata yang bisa dibaca. Kami memberikan kata yang mudah seperti kata baca, buku, lagu, dll. Ketika mereka lupa, kami akan membantu mengejanya.
Harapan dari dilakukannya kegiatan ini adalah agar anak dapat mengenal dan mengingat alphabet dengan mudah. Belajar menyenangkan ini bisa dilakukan di rumah karena hanya menggunakan alat sederhana yang dapat dibuat sendiri atau membeli ditoko. Pembelajaran seperti ini tidak hanya dilakukan disekolah saja, melainkan para orang tua pun harus memberikan waktu belajar di rumah, karena waktu anak di rumah lebih banyak daripada waktu mereka di sekolah. Sehingga, mereka harus memiliki waktu belajar dan bermain yang seimbang.
Penulis : Feny Dwi Widyati dan Greshela Ayudya Wardani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H