Jujur gue kesel banget setiap kali ngedenger orang yang sama sekali ga bisa berempati masalah gangguan mental atau menjadikan gangguan mental sebagai lelucon belaka seakan-akan orang dengan gangguan mental seperti depresi, bipolar atau gangguan mental lainnya merupakan hal yang aib banget. Sering banget gue nemuin orang yang dijauhin karena kondisinya itu. Menurut gue hal ini lebih tabu dibandingkan ngomongin sex. Yappp, karena ini merupakan hal yang ga dialami semua orang.
Long story short, gue beberapa kali ketemu sama survivor (orang dgn gangguan mental). Latar belakang gue adalah mahasiswi kesehatan bisa dibilang gue udah terpapar dengan pembahasan seputar gangguan-gangguan mental karena udah diajarin semasa kuliah. Tapi sangat disayangkan, saat salah satu temen gue yang menjadi survivor justru beberapa (beberapa bukan semua ya) dari temen-temen gue malah mengucilkan temen gue itu. Ya memang kadang kali temen gue ini secara sadar atau tidak sering melakukan hal-hal yang ga seharusnya dilakukan.
Tapi ekspektasi gue terlalu tinggi nampaknya untuk beberapa orang. Gue pernah berpikir "Ah, mungkin mereka belum tahu kondisi temen gue yang survivor ini. Jadinya mereka seperti itu". Sehingga gue berusaha untuk memberikan penjelasan ke mereka dengan harapan mereka akan memahami temen gue yang survivor itu. Tapi nyatanya omongan gue cuman jadi angin lalu. Sekarang dia udah keluar dari jurusan gue karena suatu hal dan gue berharap dia bahagia di tempat barunya itu.
Dari cerita itu gue sadar, orang dengan background berpendidikan aja bisa kekeuh ga mau menerima orang dengan gangguan mental tersebut. Apalagi orang-orang yang ga pernah punya pendidikan mengenai mental health? Pantas saja masih banyak orang dengan skizofrenia yang justru dipasung oleh keluarganya, orang dengan gangguan depresi yang dianggap ansos dan malah dijauhin. What a pity!
Gue berharap di masa yang datang ada keadilan bagi orang-orang dengan gangguan mental ini. Gue ga bisa bayangin how hard they survive this life beside all of the problems they already had? Mereka sudah berusaha untuk lepas dari pikirannya sendiri, mereka sudah bertahan dari kesulitan hidup yang menjadikan mereka survivor, dan mereka masih harus survived dari orang-orang yang ngomongin mereka terus menerus karena gangguan mental yang dialaminya itu.
Buat kalian yang sedang berada di fase ini, gue tahu seberapa sulitnya hidup kalian saat ini. I couldn't fully understood ur feeling because i wasnt the one who experiencing those things but i knew it is already hard guys. It's okay takes ur time and seek for help.
Dont listen to them who always talk behind u! They are nothing in ur life. If u succeed one day they would be the one who said "WOW, HOW CAN SHE/HE DO THAT?" they will said that. So, dont let ur own thought ruins everything. Be the THING OR NOTHING! IT'S ALL IN YOURS !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H