Lihat ke Halaman Asli

Beragam Pendapat Orang tentang Cinta

Diperbarui: 26 Oktober 2017   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://jagokata.com/kutipan/kata-cinta.html

Begitu banyak persepsi dan definisi tentang cinta, dimana masing-masing berusaha untuk menyibak dan menguak tabir misteri cinta. Ada beberapa pendapat yang dilontarkan oleh para pakar sastra, penyair, seniman, dan ada pula dari tokoh-tokoh sufi. Para pakar bahasa menyatakan bahwa kata  al-hubb  itu merupakan sinonim dari al-mahabbahdan  al-mawaddah,adapun kataal-habib memiliki kesamaan arti dengan al-mahbub.

cinta - Kutipan, Kata Bijak, Kata Mutiara

Para ahli filologi al-hubb adalah gigi yang putih, bersih, dan kemilau. Dan cinta dianalogikan dengan gigi yang putih berseri, sebab cinta membuat hidup menjadi lebih hidup dan bergairah. Ada juga yang berpendapat bahwa arti dari kata al-hubb yang bermakna puncak gelombang air. Atas dasar pemaknaan ini maka cinta adalah ekspresi dari perasaan hati yang paling kuat dan dominan. Hal ini merupakan ilustrasi dari cinta, sebab seseorang yang sedang jatuh cinta akan terus-menerus dan tanpa bosan mengingat diri sang kekasih.

Cinta adalah kecenderungan instingtif terhadap sebuah obyek, sebab obyek itu indah dan memesona dimata sang penciptanya. Jika cinta telah bersemi dan tertanam kokoh direlung kalbu, maka relung kalbu dinamakan sababah, sebab hati terus bergejolak dan bergelora tiada hentinya. Jika gelora hati semakin merajalela maka hal itu disebut GHARAM, karena kerinduan akan terus menggelayuti dirinya seperti halnya hutang yang akan selalu menghantui diri sang kreditor. Lantas jika perasaan rindu itu telah benar-benar menguasai hatinya, maka hal itu dinamakan isyq, yaitu cinta yang mendalam. Lantas jika cinta itu telah tertanam dan tertancap begitu kuat, maka hal itu dinamakan syaghat, sebab cinta telah menghunjam jauh ke dalam relung dan lubuk hati. 

Dan apabila cinta telah mencapai titk ekstrim tertentu, maka hal itu disebut tatayyum,yang artinya penghambaan diri kepada orang yang kita cintai. Pasalnya, cinta telah memperbudak pihak yang jatuh cinta serta menjadikannya sebagai hamba dari pihak yang dicintai. Sehingga orang yang jatuh cinta itu akan selalu diperbudak dan diperintah, dikuasai, dan disandera.

Sesungguhnya esensi dan substansi cinta yang selalu hidup dan terus berdetak seiring dengan denyutan jantung itu tidak dapat diungkapkan dengan rangkaian kata maupun untaian kata. Siapapun yang ingin mendefinisikan arti cinta pasti gagal. Seseorang yang belum pernah mereguk madu cinta tidak akan mampu menguraikan apa itu cinta, sebab cinta bagaikan minuman yang memabukkan yang tidak akan pernah membuat puas para penikamatnya. Cinta adalah ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan yang tedalam. Siapapun yang akan merasakannya akan mengenalinya. Namus, siapapun yang mencoba mensifatinya pasti dia akan gagal.

Bagaimana mungkin engkau dapat mengungkapkan sesuatu, padahal ketika berada dihadapan-Nya, engkau seolah-olah lenyap; tatkala menatap-Nya, engkau seakan-akan sirna; pada saat sadarkan diri, engkau sebenarnya masih dalam kondisi mabuk; diwaktu senggang, engkau selalu sibuk mengingat-Nya; dan ketika gembira, engkau tidak mampu menguasai emosi jiwamu. Hakikat cinta tidak dapat diketahui kecuali setelah merasakan dan menghadirkannya. 

Sebagaimana Allah berfirman yang artinya ".... Aku limpahkan kasih sayang yang datang daripada-Ku.." (Q.S. Thaha [20]: 39). Allah adalah Sang Maha indah lagi Maha perkasa; Dia membentangkan dihadapan para kekasih-Nya tanda-tanda kebesaran-Nya dan tirai-tirai keagungan-Nya. Allah mengaruniakan atas mereka kemampuan untuk memahami cahaya ilmu dan sinar keimanan, sehingga dari kening mereka memancarkan bias-bias kewibawaan dan tanda-tanda yang menunjukkan keyakinan. 

Tradisi-tradisi yang lazim dilakoni oleh lisan para kekasih Allah ialah dendangan lagu syukur dan dzikir, siapapun yang pandangannya tertumpu pada sosok mereka, pasti akan jatuh cinta, selalu merindukannya, dan tunduk pasrah padanya. Mereka adalah kekasih Allah dan Allah mencintai mereka.

Kecintaan Allah terhadap para hamba-Nya itu termanifestasi dalam kesediaan-Nya untuk menangani segala urusan seorang hamba, baik yang dhahir ataupun bathin, samar maupun tampak. Selain itu Allah berkenan untuk memperindah etika dan moralnya; menghibur dengan kelezatan munajat kepada-Nya dikala sendiri, dan menyingkap tabir yang menghalangi seorang hamba untuk ma'rifah kepada-Nya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline