Semua orang pasti memiliki intonasi dan gaya suara yang berbeda-beda. Ada yang tinggi, sedang dan juga rendah. Ada pula istilah seseorang yang bisa meniru suara orang lain yang disebut dengan Impersonator. Sedangkan orang yang mengisi suara disebut dengan dubber.
Namun, bagaimana jika ada seseorang yang dapat menirukan suara orang lain dengan maksud yang lain pula. Apakah ini pertanda baik atau malah pertanda buruk? Bisa jadi itu keduanya.
Film yang dibahas kali ini bertema tentang suara. Film ini berasal dari negara Korea Selatan yang berjudul "The Mimic".Berdurasi 140 menit (2 jam 20 menit) dengan genre horor dan fantasi yang disutradarai oleh Huh Jung.
Film dimulai dari sebuah keluarga besar yang terdiri dari nenek bernama Sun-ja (Heo-jin), ayah bernama Min-ho (Park Hyeok-kwon), ibu bernama Hee Yeon (Yum Jung-ah) dan seorang anak perempuan yang bernama Joon-hee(Bang Yul-seol).
Di ceritanya, keluarga besar ini sedang pindah dari suatu kota ke suatu rumah di pemukiman desa, dengan alasan untuk memperbaiki kesehatan mental sang nenek.
Tak lama setelah mereka berpindah ke rumah tersebut, ditemukanlah mayat seorang wanita tanpa identitas yang berada di dalam gua dekat rumah mereka.
Tak sengaja sang ibu Hee Yeon bertemu dengan seorang gadis kecil sedang mengenakan gaun berwarna merah mudah, yang mungkin saja tersesat dan terpisah dari orang tuanya.
Karena merasa kasihan, Hee-yeon meminta izin kepada Min-ho untuk membawa gadis kecil itu ke rumahnya selama beberapa hari ke depan, sampai menemukan kedua orang tua gadis kecil tersebut.
Keanehannya muncul ketika sang gadis kecil tinggal di rumah tersebut, yaitu:
1. Ketika ditanya siapa nama kamu, gadis kecil itu mengatakan bahwa dirinya bernama Jung-hee (Jung-hee adalah nama anak perempuan si pemilik rumah)
2. Sering menirukan gaya berbicara sang ayah Min-ho.Hal ini diketahui Min-ho ketika melihat gadis kecil itu memberi makan hewan peliharaan di rumah.
3. Setiap kaca di dalam rumah, pasti diisolasi seluruhnya. Atau ditutup agar tidak bisa berkaca.
4. Memanggil Hee-yeon dengan sebutkan "eomma" atau ibu. Sebenarnya bisa dipanggil ajumma atau bibi.
Dari beberapa poin di atas dapat di simpulkan bahwa gadis kecil bergaun merah muda itu, bukalah gadis yang baik. Melainkan ia adalah gadis kecil yang telah lama meninggal dunia di tahun 1980-an. Ia adalah korban dari sang ayah, yang mengambil kekuatan ilmu kebal.
Dirinya dikorban di depan gua untuk memperkuat ilmu kebal sang ayah. Namun sesuatu hal tak terduga terjadi. Gadis kecil yang bergaun merah mudah dan ayahnya itu menghilang secara tiba-tiba setelah melakukan ritual.
Untuk lebih mengetahui kelanjutan jalan cerita, para pembaca dapat menontonnya secara Online.
Dari alur film di atas dapat dipetik beri pesan kehidupan yang berlaku:
1. Berhati-hatilah kepada orang asing yang baru dijumpai. Jangan menilai seseorang hanya dari wajah dan umurnya. Bukan berarti semua anak kecil bersifat baik, ada juga yang memiliki tingkah laku buruk.
Kadang kalah wajah bisa menipu. Seperti orang yang pada film ini. Gadis kecil bergaun merah memiliki wajah yang belas kasihan, tapi nyatanya dirinya pembawa petaka.
2. Segala sesuatu yang akan di bawa ke rumah baik itu barang barang dan hewan peliharaan harus di kompromikan secara bersama. Sebab, kemungkinan ada yang tidak setuju ataupun tidak suka dengan yang kita bawa tersebut. Misalnya saja tak semua orang bisa memelihara kucing, ada yang alergi terhadap bulunya karena menyebabkan sesak napas.
Sedangkan di dalam film ini sang ibu tetap ingin mengurus sih gadis kecil bergaun merah muda ini. Tanpa meminta pendapatan sang suami lagi. Karena sang suami merasa tidak nyaman dengan kehadiran gadis kecil tersebut.
Baiklah, itulah beberapa potongan alur cerita film"The Mimic". Jika penasaran dengan kelanjutan ceritanya, kamu bisa menontonnya secara Online.
Jadi, semoga suka dengan artikelnya ya!
TERIMA KASIH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H