Lihat ke Halaman Asli

Fenni Bungsu

Suka menulis

Review Film Hajjan: Petualangan Hidup Sang Joki Unta yang Sarat Makna

Diperbarui: 30 September 2024   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kamu pernah menjadi joki unta atau Hajjan ( dalam bahasa Arab)? Atau menonton balapan unta baik secara langsung maupun melalui live streaming?

Hemm, kalau sudah membicarakan tentang unta, maka yang terpikirkan langsung adalah negara jazirah Arab. Unta tak hanya dijadikan sebagai alat transportasi semata, tetapi juga kerap digunakan sebagai hewan pacuan, seperti kudu dan sapi. Hal tersebut saya ketahui melalui salah satu film, yaitu Hajjan. Berikut sinopsis dan ulasan film Hajjan.

Jalan Cerita Film Hajjan

"Unta dikagumi oleh tuannya." Syair yang disenandungkan di tengah kondisi sekarat unta kesayangan Matar (Omar Alatawi).

Unta itu pun tidak dapat diselamatkan. Kakaknya, Ghanem (Azzam Alnemari) menawarkan agar Matar mencoba menaiki unta yang lain, Hofira. Matar mengikuti nasihat tersebut.

Ghanem diperankan oleh Azzam Alnemari (dok. IMDb)

Ghanem juga menyarankan Matar untuk datang ke Pertandingan Desa. Di sana, Ghanem sebagai hajjan dengan nomor punggung 6. Hanya saja, di pertandingan tersebut, hadir pula Jasser (Abdulmohsen Alnemr), pemilik unta yang kerap memenangkan pertandingan. Ia memiliki joki bernama Majd (Tulin Essam) yang unik dengan syal berwarna keemasan.

Saat balapan berlangsung, Ghanem sementara berada di posisi pertama. Jasser yang sering bermain curang telah meracuni para jokinya untuk menggunakan segala cara mengalahkan para joki, demi mendapatkan posisi pertama, dan hal tersebut dijalankan oleh Majd dengan sengaja menjatuhkan Ghanem.

Matar yang menyaksikan secara langsung Ghanem dijatuhkan, lagi-lagi harus menahan kepedihan karena Ghanem pun tewas terinjak oleh unta para joki naungan Jasser. Namun, Matar tidak bisa berbat banyak. Hanya lara hati dan rasa kesal kepada Jasser.

Matar bersama Hofira (dok. IMDb)

Kondisi Matar sebagai yatim piatu, mengakibatkannya untuk berada di bawah pengasuhan kedua pamannya yaitu Muttaq dan Brik. Sedangkan, Hofira, sang unta akan dijual. Namun, Matar melakukan negosiasi untuk mengikuti balapan berikutnya, yaitu Pertandingan Bakat. Kedua pamannya itu menyetujuinya dengan catatan Matar harus menjadi juara pertama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline