Lihat ke Halaman Asli

Fenni Bungsu

Suka menulis

Simak Buku Sunrise of Java, Sebelum Liburan ke Banyuwangi

Diperbarui: 27 Juni 2023   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. fenni_bungsu

Kalau mendengar kata "Banyuwangi" akan terlintas tentang keindahan kabupaten yang berada di timur Jawa ini. Terlebih di sana itu ada Taman Nasional Baluran yang menarik hati siapapun, termasuk saya juga khususnya. Pasalnya saya belum pernah ke sana. Hanya tahunya Taman Nasional Baluran sebagai salah satu contoh pelestarian in-situ (melakukan pelestarian alam sesuai habitat aslinya) ketika belajar IPA saat sekolah dulu, hehe.

Tertarik ingin eksplor alias berwisata dengan destinasinya pulau Jawa, khususnya Banyuwangi ini. Apalagi disampaikan oleh Ibu Asita DK saat Peluncuran Buku Banyuwangi "Sunrise of Java": Seru Bersama Koteka Travel! bahwa daya tarik dari Banyuwangi itu lengkap.  

"Tujuan wisatanya ada pantai, budaya seperti Tari Gandrung, kulinernya ada Nasi Tempong, lalu jalan-jalannya juga ada Gunung Ijen yang menjadi destinasi utamanya Indonesia (tripadvisor)." Terang Ibu Asita DK, penulis buku Banyuwangi "Sunrise of Java".

dok. fenni_bungsu

Sekilas tentang Buku dan Penulis Buku Banyuwangi "Sunrise of Java"

Ibu Asita DK ini bisa dikatakan mantul banget dengan Banyuwangi, gaess. Beliau pernah tinggal menetap di Banyuwangi, di mana Bapak Mohamad Slamet DJP Koesoemo, ayahanda Ibu Asita DK ini bekerja. Sehingga bisa dikatakan Banyuwangi ini amat melekat, oleh mantan jurnalis Harian Kompas sekaligus Kompasianer yang memiliki nama lengkap Asita Djojo Koesoemo ini.

"Banyuwangi adalah kota kelahiran suami saya, Eddy Suryanto. Lalu masa kecil saya se-waktu SD pernah di Banyuwangi." Lanjut Ibu Asita.

Buku Banyuwangi "Sunrise of Java", merupakan buku ketiga dari penulis yang memiliki hobi traveling ini. Sebelumnya Ibu Asita DK sudah menerbitkan buku "Menyambut Pagi di Bromo, Melepas Penat di Raja Ampat" tahun 2013 terbitan Gramedia Pustaka Utama. Lalu buku kedua dengan judul "Saya Jatuh Cinta pada Flores" tahun 2017 diterbitkan oleh Penerbit Pohon Cahaya.

Dalam merampungkan buku dengan tebal 225 halaman ini, Ibu Asita DK membutuhkan waktu 6 bulan untuk menulisnya, sedangkan observasi lapangan dilakukannya dari sebelum pandemi. Sebagai gambaran, buku yang diterbitkan melalui LovRinz Publishing dengan editor adalah Mbak Anna R Nawaning, memiliki 4 bab bahasan yaitu: tujuan wisata di Banyuwangi, kuliner, legenda Banyuwangi, dan bagaimana tips ke Banyuwangi.

dok. fenni_bungsu

Trik Berfoto Saat di Banyuwangi

Saat berwisata, biasanya kita akan menyusuri jalan setempat, melihat suasana dan pemandangan alamnya, mencoba kulinernya, dan mengabadikan jejak sejarah bahwa pernah ke sana dengan berfoto.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline