Mungkin kamu sudah membaca kisahku di blog Kompasiana ini terkait yang dirindukan dari kampung halaman [Baca Juga: 5 Identik Ini Membuat Kampung Halamanku Unik dan Ngangenin]
Kalau sudah membacanya, maka kamu akan paham di mana kampung halaman daku sehingga bila sekalinya ke pantai, ada rasa istimewa di sana. He em, soalnya ada 3 pantai yang pernah daku kunjungi dan ini jadi favoritku yang ingin disambangi lagi, yaitu:
Pantai Air Manis, Kota Padang
Usia daku waktu itu 6 tahun. Duduk di bangku kelas 2 SD, dan sedang liburan panjang kenaikan kelas. Daku dan keluarga berkunjung ke kota Padang, guna menghadiri pernikahan Paman (adik kelima dari Mama rahimahullah). Saat itu, karena daku yang masih terlalu kecil belum berkesempatan untuk berkunjung ke kampung halaman Mama rahimahullah di Sungai Batang. Akan tetapi, diajaklah oleh adik pertama Mama rahimahullah jalan-jalan ke salah satu pantai di Padang yang terkenal dengan legenda Si Malin Kundang. Ya, Pantai Air Manis (baca: pantai aia manih) yang kami kunjungi.
Sebab sudah terbilang lama, tapi menjadi favorit daku karena warna pasirnya putih dan airnya bening. Serta yang daku ingat adalah, rasa penasaran dengan rasa air di pantai itu, apakah memang sesuai namanya, manis? Soalnya daku belum mencoba rasa airnya memang hehe.
Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran
Sudah mulai ada rasa senang melihat keindahan pantai, alhamdulillah-nya ketika ada rencana jalan-jalan di kompleks rumah, daku berkesempatan buat ikut menemani Mama rahimahullah ke Pantai Pangandaran. Sama seperti waktu ke Pantai Aia Manih, ke pantai yang terletak di Kabupaten Pangandaran ini daku masih duduk di bangku kelas 2 SD. Excited-nya tuh yang masih terngiang hingga sekarang adalah, mendengar deburan ombak ketika masih di dalam bus menuju lokasi penginapan. Pas ke luar bus rasa dingin menerpa saat angin menyambut kami.
Apalagi ketika jalan-jalan pagi di tepi pantai ada kisah konyol daku yang tidak mau dipegang sama Mama rahimahullah, padahal sudah diwanti-wanti sama penjaga pantai dan para tetangga. Sebab efek "bandel-ngerasa udah gede" akhirnya yang pegangin daku adalah salah satu tetangga, Pak Anun rahimahullah. Nah yang ini jangan dititu ya gaess, apalagi buat kamu yang masih kecil kudu patuh sama orang tua. Alhamdulillah-nya selamat pulang pergi dengan deburan ombaknya yang sedang kencang saat itu. Walau sih sebenarnya agak takut sama ombaknya, tetapi seger dengan hembusan anginnya.
Pantai Pede, Labuan Bajo
Setelah amat lama tidak menjejakkan kaki ke pantai, lebaran tahun 2015 daku berkesempatan untuk berlibur ke Labuan Bajo. Kebetulan kakak pertama daku saat itu sedang bertugas di Labuan Bajo. Jadi sekalian liburan sekalian silaturahmi. Selain diajak jalan-jalan melihat Komodo di Pulau Rinca, Batu Cermin, dan Bukit Waecicu, lanjut pula ke salah satu destinasi yang indah yaitu ke Pantai Pede.
Masya Allah, indahnya bisa menikmati sunset di sana. Mungkin karena sudah lebih dewasa, daku mulai paham akan salah satu ciptaan-NYA yang indah ini. Semburat jingganya yang memenuhi cakrawala, dan tatkala mentari ingin bertukar jaga dengan rembulan kepergiannya sejenak itu seakan tenggelam di lautan.
Pantai di Nusantara kita itu memang luar biasa untuk dijadikan destinasi wisata. Dengan segala keunikan warna pasirnya, warna airnya, suasana sekeliling pantai, dan juga kisah kita sedang ada di sana. Semoga daku bisa berkunjung alias nge-trip lagi ke 3 pantai favorit ini, dan berkesempatan ke pantai lainnya juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H