Kalau membicarakan Festival Kreatif Lokal (FKL), akan terbayang ragam kreativitas dari masyarakat setempat yang menjadikan potensi untuk meningkatkan perekonomian. Hal ini memang bisa dijadikan modal karena sekaligus dapat mengembangkan desa wisata untuk semakin dikenal lagi. Sebagaimana contohnya salah satu desa wisata yang berkembang ini, yaitu Desa Wisata Carangsari, Kabupaten Badung, Bali.
Potensi dari Keunikan Desa Wisata Carangsari
Siapa yang tidak kenal akan sosok I Gusti Ngurah Rai? Tokoh perjuangan bangsa yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia (Kepres Nomor 06, tanggal 9 Agustus 1975) ini, lahir di Desa Carangsari, pada tahun 1917 (sumber Wikipedia).
Maka wajar saja, bila Desa Wisata Carangsari menjadi kental dengan nuansa sejarah. Ini bisa menjadi potensi untuk mendatangkan wisatawan berkunjung sambil napak tilas tempat kelahiran dan mengunjungi monumen I Gusti Ngurah Rai. Selain itu, banyak potensi lain yang berkembang di Desa Wisata Carangsari, misalnya:
- Pemanfaatan Sungai Ayung untung wisata air yaitu arung jeram/rafting.
- Bersepeda ceria di sekitaran desa wisata (Carangsari Village Cycling).
- Melihat atraksi gajah atau Bali Elephant Camp Carangsari.
- Menikmati wisata alam di Taman Beji Samuan.
- Melihat seni budaya melalui Tari Topeng Tugek, dan Tari Maskot Carangsari.
- Uji adrenalin sambil menikmati wisata alam melalui Lekaja Bali Swing.
Bangkitkan Perekonomian Indonesia melalui Desa Wisata
Dari Desa Wisata Carangsari dapat menjadi teladan untuk desa wisata di berbagai wilayah di Indonesia untuk menciptakan Festival Kreatif Lokal melalui wisata alam, budaya maupun wisata buatan. Apalagi menghadirkan Desa Wisata Ramah Berkendara, seperti yang dihadirkan oleh Desa Wisata Carangsari pada awal bulan Oktober lalu yang mendapat dukungan dari Adira Finance.
Maka setiap desa wisata penting untuk memerhatikan peluang datangnya wisatawan baik lokal maupun mancanegara agar semakin besar, karena infrastruktur yang terjaga dan aman, tersedianya sarana dan prasarana lengkap seperti:
- Area parkir yang luas,
- ATM Center,
- Wisata kuliner (entah itu berupa rumah makan maupun kafetaria).
- Balai pertemuan yang memungkinkan masyarakat ingin mengadakan kegiatan atau rapat,
- Mushola yang bersih dan kamar mandi (toilet) umum.
- Kios merchandise untuk menjual souvenir khas wisata setempat,
- Spot foto yang kekinian (instagramable),
- serta layanan internet (wi-fi area).
Yuk, bersama mendukung Festival Kreatif Lokal yang sekaligus Desa Wisata Ramah Berkendara, sehingga dapat membangkitkan ekonomi Indonesia untuk lebih baik dan berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H