Lihat ke Halaman Asli

Feni Puji Saputri

Mahasiswa Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Semarak Kesenian Sasapian di Desa Karyawangi pada Era Modern

Diperbarui: 19 Agustus 2023   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sasapian merupakan tradisi kebudayaan yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat tepatnya di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong. Kesenian ini sudah ada dari tahun 1932, namun tradisi ini masih berkembang pesat hingga saat ini.

Keberadaan kesenian sasapian di Kabupaten Bandung Barat yang berasal dari Desa Cihideung ini tidak berhubungan dengan peternakan sapi yang banyak terdapat di daerah Lembang, tetapi sasapian itu berkaitan dengana pertanian. Hal ini karena awalnya masyarakat Desa Cihideung mayoritas pekerjaan mereka merupakan petani.  Namun, di Desa Karyawangi sendiri sasapian itu mempunyai hubungan dengan peternakan sapi dikarenakan banyak warga yang mempunyai pekerjaan sebagai peternak sapi. Sapi itu sendiri mempunyai arti kesejahteraan masyarakat dan mempunyai lambang kesuburan tanah.

Sumber : Feni Puji Saputri

Pertunjukan kesenian sasapian ini diperagakan oleh sejumlah penari yang diiringi dengan musik tradisional sunda seperti suling, gong, dan kendang. Seorang penari masuk kedalam replika sapi layaknya pada kesenian barongsai. Replika sapi ini terbuat dari bambu berbalut kain dan diberi sesaji oleh seorang pemimpin upacara. Ritual sasapian ini berlangsung mistis. 

Hal ini karena penari dibalik replika sapi ini bergerak seperti dikendalikan oleh replika sapi. Sasapian ini memiliki makna yang sangat luas dikarenakan dapat menginterpretasikan macam-macam, seperti membunuh sifat hewani sebagai bentuk pengorbanan.

Berdasarkan wawancara dengan berbagai narasumber yang terdapat di Desa Karyawangi, proses kegiatan sasapian disebut dengan Tandang Makalangan dimana pada zaman dahulu kegiatan ini disajikan untuk agenda kegiatan memeriahkan para raja. 

Namun, setelah Indonesia merdeka kegiatan ini difungsikan sebagai hiburan rakyat dalam memeriahkan hari kemerdekaan 17 Agustus di setiap tahunnya. Proses kegiatan kesenian sasapian ini diawali dengan pembuatan media, properti pendukung, dan properti penunjang seperti replika sapi, kuda, dan sebagainya. Proses pembuatannya biasanya berlangsung kurang lebih selama 30 hari.

Di era modern ini, kesenian sasapian masih berkembang dan digemari oleh masyarakat. Masyarakat di Kabupaten Bandung Barat masih menjunjung tinggi tradisi kebudayaan yang ada. Partisipasi warga berasal dari berbagai kalangan baik dari orang tua, dewasa, remaja, bahkan anak-anak. 

Hal ini dapat dilihat pada saat hari kemerdekaan Indonesia di Desa Karyawangi. Seluruh masyarakat berpartisipasi aktif meskipun digempur oleh era modern yang berkembang saat ini. Bahkan, kesenian sasapian ini sudah menjadi ikon dari Kabupaten Bandung Barat. Oleh karena itu, kesenian sasapian akan terus dilestarikan dan dijaga oleh masyarakat sehingga kebudayaan ini tetap bertahan.

Masyarakat juga harus mempertahankan sifat kepekaannya terhadap pelestarian budaya, meskipun situasi dan kondisi yang saat ini sudah tergerus oleh perkembangan zaman. Kondisi ini yang harus dijaga dan diwaspadai agar kebudayaan sasapian yang merupakan kesenian lokal dan budaya etnis yang pada hakikatnya dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia yang berbudi luhur. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini berkembang sudah waktunya pengaplikasikan ilmu dan metode sasapian pada generasi penerus bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline