Lihat ke Halaman Asli

Feni

Mahasiswa

Potensi UMKM di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 9 September 2021   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak pandemi Covid-19 yang bermula tahun 2020 menyebabkan banyak sektor mulai dari politik, sosial, dan terutama dari sektor ekonomi mengalami kelumpuhan. Selain itu juga banyak permasalahan yang ditimbulkan akibat pandemi yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara Indonesia bahkan pernah mencapai minus. Karena kondisi yang demikian butuh peran dari semua pihak seperti masyarakat sebagai konsumen, pemerintah, perusahaan swasta, para investor serta para pelaku UMKM untuk mengangkat kembali sektor ekonomi pada posisi yang lebih baik. Usaha ini tentunya harus dilaksanakan secara sinergis dan saling bekerja sama.

Untuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), kondisi di tengah pandemi sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya. Banyak faktor seperti sulit untuk mendapatkan barang pokok, naiknya harga sembako dan sayuran serta proses distribusi yang semakin sulit membuat usaha mereka melemah. Tentunya dalam hal ini peran dari pemerintah sangat dinanti-nanti untuk menyokong para pelaku UMKM agar terus berproduksi. Ada dua bantuan dari pemerintah yakni BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan ada BPUM (Bantuan Produktif Usaha Mikro). Sedangkan yang diberikan kepada para pelaku UMKM yaitu bantuan yang berupa BPUM (Bantuan Produktif Usaha Mikro

Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) merupakan program dari Banpres (Bantuan Presiden) yang dialokasikan kepada masing-masing pelaku UMKM. Banyaknya bantuan ini ada yang sebesar Rp 1.200.000,- dan Rp 2.400.000,- . Untuk mendapatkan BPUM, para pelaku UMKM bisa mendaftar melalui online di link yang telah disediakan dan atau bisa usul ke Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (Kadiskop UKM) di kabupaten ataupun kota dari masing-masing wilayah. Namun harus menyiapkan beberapa data yang diperlukan untuk mendaftar BPUM diantaranya yaitu mengisi blanko pendaftran disertai fotocopy KK, fotocopy KTP, Surat Keterangan Usaha (SKU) dari desa serta foto usaha yang dijalankan. 

Saat meninjau UMKM yang ada di Kabupaten Tulungagung terdapat salah satu usaha yang dijalankan oleh satu keluarga tepatnya berlokasi di RT 02/RW 06, Desa Kacangan, Kecamatan Ngunut. Baru sejak bulan Februari 2021 usaha ini berjalan. Usahanya ini bukanlah sebagai produsen yang mengolah dari barang mentah sendiri akan tetapi menyuplai barang mentah menjadi barang yang siap jual untuk langsung dimakan. Usahanya yang dijalani yaitu usaha krupuk puli. Komposisinya dari beras, tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih, garam dan penyedap lainnya. Krupuk ini asli terkenal di daerah Kota Madiun. Sehingga jarang ditemui disekitar kita.

Beliau menggunakan strategi pemasaran langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung yang dilakukan yaitu dengan menitipkan krupuk puli yang sudah dikemas ke dalam plastik di toko-toko maupun penjual sayur keliling. Selain itu juga dilakukan pemasaran secara tidak langsung dengan mempromosikan produk melalui media sosial yang mereka punya seperti WhatsApp Bussiness, Facebook serta grub-grub pedagang online. Ibu Isti memanfaatkan strategi ini agar bisa menjangkau konsumen yang jauh guna meningkatkan permintaan dan minat pembeli. Strategi pemasaran ini baru terlaksana sejak diberlakukannya PPKM.

Banyak kendala yang dialami selama usaha krupuk puli yang dijalani beliau. Minimnya modal dan kurangnya tenaga kerja mempengaruhi proses pengembangan usaha. Beliau menuturkan bahwa karena modal yang sedikit sulit untuk menyuplai banyak krupuk puki mentah untuk dioleh kembali. Biasanya beliau memutuskan untuk melakukan pinjaman ke Bank atau pihak pinjaman lain. Sebab keterbatasan modal inilah produksi krupuk puli tidak bisa maksimal. Kurangnya tenaga kerja juga berpengaruh terhadap usaha beliau. Meskipun pada kenyataannya tidak mempekerjakan karyawan dari luar karena dilakukan oleh satu keluarga sendiri yaitu Ibu Isti, suami, dan kedua anaknya.

Beliau juga memanfaatkan bantuan dari pemerintah yang diperuntukkan bagi UMKM yaitu Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM). Pada gelombang pertama beliau masih belum mendapatkan kesempatan memperoleh bantuan ini. Sehingga saat gelombang yang kedua ini dibuka, beliau mendaftar kembali agar bisa mendapat bantuan untuk meringankan usaha serta menambah modal untuk produksi. 

Harapannya tentu agar bisa memperluas jaringan pemasaran tidak hanya di Kabupaten Tulungagung saja tetapi juga dapat dikirim ke luar daerah. Sehingga jika usaha ini bertambah besar akan membuka peluang kerja bagi orang-orang di luar sana yang membutuhkan. Dari semua informasi yang saya peroleh dari beliau benar-benar membuka mindset mengenai UMKM yang ada di lingkungan sekitar kita untuk terus diperhatikan dan ditingkatkan lagi. Terutama butuh perhatian dari para pemilik modal sekaligus pemerintah untuk meningkatkan kualitas para UMKM supaya dapat bersaing di level yang lebih tinggi.

Dari semua itu bisa disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap sektor perekonomian di Indonesia khususnya. Dampak dari itu semua juga dirasakan oleh para pelaku UMKM mulai dari suplai barang mentah, proses produksi, distribusi dan proses pemasaran. Kontribusi dari semua pihak akan menentukan bagaimana usaha ini kedepannya. Potensi sektor UMKM yang kuat bisa menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik sehingga dapat bersaing di tingkat internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline