Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa Univet Bantara Sukoharjo Membuat Fodder Jagung Hidroponik Sebagai Alternatif Pakan

Diperbarui: 30 September 2021   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembuatan Fodder Jagung (Sumber : Fendy Wakhid Yusuf)

Pacitan (28/09/2021) Perubahan musim yang tidak menentu sangat berpengaruh terhadap ketersediaan hijauan untuk pakan. Saat musim hujan jumlah hijauan melimpah, sedangkan saat musim kemarau tanaman pakan tidak dapat tumbuh secara optimal sehingga jumlah hijauan sangat terbatas, akibatnya ternak dapat mengalami kekurangan pakan hijauan. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi dan reproduksi.

Fendy Wakhid Yusuf (22) salah satu mahasiswa KKN Peternakan Univet Bantara Sukoharjo dengan Dosen pembimbing Lapangan Ir. Sri sukaryani, M.Si membuat inovasi pakan untuk hewan ternak kambing dan domba yang dapat dijadikan sebagai alternatif pakan tambahan saat musim kemarau dengan metode hidroponik.

Hidroponik fodder dapat dijadikan sebagai teknologi alternatif untuk memproduksi pakan hijauan. Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya serta menggunakan campuran nutrisi esensial yang dilarutkan di dalam air. Fodder jagung hidroponik merupakan salah satu alternatif baru bagi peternak kambing dan domba, metode pakan ini cocok diterapkan bagi peternak yang memiliki lahan hijauan yang mini, sebab fodder jagung ini cukup disusun dalam rak-rak sehingga tidak memakan banyak tempat.

Pada prinsipnya fodder jagung adalah mengecambahkan benih jagung kemudian disemai sampai umur 11-14 hari hingga keluar daun pertama dari kotiledon kemudian diberikan kepada kambing dan domba sebagai alternatif pakan yang sangat bergizi.

Proses pembuatan fodder jagung adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan benih jagung dan bak semai yang sudah dilubangi dibagian bawahnya agar air tidak menggenang. (bak semai bisa menggunakan apa saja, dengan prinsip air tidak menggenang)

2. Perendaman benih selama 12 jam kemudian ditaburkan rata diatas bak semai.

3.  Kelembaban benih harus tetap dijaga dengan cara penutup kertas atau kain basah.

4. penyiram secara berkala agar benih selalu lembab

5. Dalam dua hari, benih mulai berkecambah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline