Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Pos

Pegiat Literasi

Menggali Makna Tri Kaya Parisudha dalam Membentuk Karakter di Era Artificial Intelligence

Diperbarui: 13 Juli 2024   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Wawancara bersama Ibu Nurhayati selaku pemerhati lokalitas

Jimbaran, Bali -- Sesi wawancara dengan salah satu pemerhati Lokalitas yaitu Ibu Nurhayanti bersama tim PKM-RSH Politeknik Negeri Bali bertujuan untuk mendalami nilai Tri Kaya Parisudha dalam dunia perkuliahan dan pentingnya dalam pengembangan karakter individu.

Masyarakat Bali dikenal dengan adat dan tradisinya yang kaya akan nilai-nilai untuk membangun karakter. Salah satunya adalah nilai Tri Kaya Parisudha. Namun, pandangan mengkhawatirkan tentang mahasiswa berprestasi yang dianggap kurang bersubstansi dalam bidang akuntansi menimbulkan kebutuhan untuk menginternalisasi kembali nilai-nilai ini dan menguatkan karakter tiap individu.

Menurut Ibu Nurhayanti, sebelum membahas nilai Tri Kaya Parisudha, penting untuk mempertimbangkan eksistensi manusia dalam era perkembangan teknologi. "Eksistensi manusia (human) di sini, kita harus terus mengikuti perkembangan teknologi agar tidak tertinggal. Jika tertinggal, kita bisa terpinggirkan," ujarnya ketika ditanya tentang pandangannya terhadap perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence.

Teknologi lahir dari visi dan misi untuk meningkatkan kehidupan manusia. Penggunaan teknologi ini sangat bergantung pada penggunanya. Oleh karena itu, upaya konsep nilai TKP diterapkan dalam era Artificial Intelligence bertujuan mengikis pandangan negatif terhadap mahasiswa akuntansi dan sekaligus meningkatkan kompetensi diri mereka.

Ibu Nurhayanti menjelaskan bahwa Tri Kaya Parisudha adalah nilai dasar yang memberikan landasan bagi perilaku. Ketiga nilai ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. "Kita harus berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara atau bertindak. Jika tidak, kita bisa merasa menyesal atas kata-kata atau perbuatan kita," tambahnya.

Nilai Lokalitas Tri Kaya Parisudha diartikan sebagai tiga tindakan baik yang dapat mempengaruhi individu. Pemikiran (Manacika) merupakan dasar dari nilai-nilai ini. Menurut Ibu Nurhayanti, pemikiran mengatur segala hal yang kita ucapkan dan lakukan. Setiap individu memiliki pemikiran yang unik dan alur pikirnya tersendiri. Dalam konteks teknologi, penerapan nilai TKP berperan sebagai kendali diri dalam berpikir sebagai dasar untuk berbicara (Wacika) dan bertindak (Kayika) dengan positif.

Penerapan Nilai Lokalitas Tri Kaya Parisudha dapat membantu membangun karakter yang lebih bijak dalam penggunaan AI. "Nilai ini sangat relevan dalam dunia pendidikan untuk mengembangkan karakter. Dampaknya yang dirasakan tergantung masing-masing individu, namun penanaman nilai ini pastinya akan terlihat dikemudian hari. Penerapan nilai ini secara intens perlu disatukan ke dalam kurikulum pendidikan dengan regulasi yang jelas. Intinya, kita harus menggunakan pemikiran kita dengan bijak dalam menghadapi dampak teknologi dan tidak boleh terbuai dengan kemudahannya. Semua kembali kepada individu masing-masing," tutup Ibu Nurhayanti pada akhir sesi wawancara.

Penulis: Gusti Ayu Made Diva Cahyani, Putu Ayu Dewi Uliasari Apriliani, Ni Putu Diva Mahayanti GH., Siska Maretha Novia Sumantri, dan Ni Putu Anindia Putriyani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline