Lihat ke Halaman Asli

Pemimpin Ideal menurut Islam

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"'TAHUN POLITIK"
Sedikit sekali orang yg berambisi menjadi pimpinan kemudian berpikir tentang kemaslahatan umum dan bertujuan memberikan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dgn kepemimpinan yang kelak bisa dia raih. Kebanyakan mereka justru sebaliknya mengejar jabatan utk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Program perbaikan dan janji-janji muluk yg digembar- gemborkan sebelumnya tak lain hanyalah ucapan yg manis di bibir. Hari-hari setelah mereka menjadi pemimpin yg kemudian menjadi saksi bahwa mereka hanyalah sekedar mengobral janji kosong dan ucapan dusta yg menipu. Bahkan yg ada mereka berbuat zhalim dan aniaya kepada orang-orang yg dipimpinnya. Ibaratnya ketika belum mendapatkan posisi yg diincar tersebut yg dipamerkan hanya kebaikannya. Namun ketika kekuasaan telah berada dalam genggamannya mereka lantas mempertontonkan apa yg sebenarnya diinginkannya dari jabatan tersebut.
Sifat seorang Pemimpin ditengah gencarnya para elit politik menambang suara dalam rangka memperoleh kursi ataupun jabatan maka layak sekali apabila hadits yg diriwayatkan dari Abdurrahman bin Samurah dan Abu Dzar :
“Wahai Abdurrahman bin Samurah janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberi tanpa memintanya niscaya engkau akan ditolong {oleh Allah dgn diberi taufik kepada kebenaran}. Namun jika diserahkan kepadamu krn permintaanmu niscaya akan dibebankan kepadamu .”Hadits ini diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya.
Dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai Abu Dzar aku memandangmu seorang yg lemah dan aku menyukai untukmu apa yang kusukai utk diriku. Janganlah sekali-kali engkau memimpin dua orang dan jangan sekali- kali engkau menguasai pengurusan harta anak yatim.”
Larangan meminta jabatan kepemimpinan dan memilih utk meninggalkan jabatan tersebut jika ia tidak pantas utk memegangnya atau meninggalkan ambisi terhadap jabatan.
Kepemimpinan yang diimpikan dan diperebutkan menjadi seorang pemimpin dan memiliki sebuah jabatan merupakan impian semua orang kecuali sedikit dari mereka yg dirahmati oleh Allah. Mayoritas orang justru menjadikannya sebagai ajang rebutan khususnya jabatan yg menjanjikan lambaian rupiah dan kesenangan dunia lainnya.
"Nasehat bagi mereka yg sedang berlomba merebut jabatan/kepemimpinan ":
Kepemimpinan adlh amanah sehingga orang yg menjadi pemimpin berarti ia tengah memikul amanah. Dan tentunya yg namanya amanah harus ditunaikan sebagaimana mestinya. Dengan demikian tugas menjadi pemimpin itu berat sehingga sepantasnya yg mengembannya adlh orang yg cakap dalam bidangnya. Karena itulah Rasulullah melarang orang yg tidak cakap utk memangku jabatan krn ia tidak akan mampu mengemban tugas tersebut dgn semestinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline