Lihat ke Halaman Asli

femilia Utami Dewi

Guru Cinta Literasi

Idealisme dalam Filsafat Pendidikan dan Implementasinya dalam Mata Pelajaran IPS

Diperbarui: 25 November 2024   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Plato dan Hegel. Sumber: image ceator dalam wisata.viva.co.id 

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang mengkaji fenomena sosial, budaya, dan sejarah dengan tujuan untuk membentuk siswa yang memahami dan mampu berkontribusi dalam masyarakat. Dalam konteks pendidikan, filsafat memegang peran penting dalam menentukan cara pandang dan pendekatan terhadap pembelajaran. Salah satu aliran filsafat yang memiliki pengaruh dalam pendidikan adalah idealisme. Idealisme menekankan pada pentingnya ide, gagasan, dan nilai-nilai yang tinggi dalam proses pembelajaran. Makalah ini akan membahas konsep idealisme dan penerapannya dalam pembelajaran IPS.

Idealisme sendiri merupakan aliran dalam filsafat pendidikan yang diusung oleh Plato, Elea dan Hegel, Immanuel Kant, David Hume, dan al-Ghazali. Idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi.

Etika Plato bersifat intelektual dan rasional. Etika Plato bersendi pada ajarannya tentang ide. Dualisme dunia dalam teori pengetahuan lalu diteruskan dalam praktik hidup. Oleh karena kemauan seseorang bergantung pada pendapatnya, nilai kemauannya itu ditentukan oleh pendapatnya. Peraturan yang menjadi dasar untuk mengurus kepentingan umum, kata Plato, tidak boleh diputus oleh kemauan atau pendapat orang seorang atau oleh rakyat seluruhnya, melainkan ditentukan oleh suatu ajaran yang berdasarkan pengetahuan. dengan pengertian. Dari ajaran itu datanglah keyakinan bahwa pemerintah harus dipimpin oleh ide tertinggi, yaitu ide kebaikan. Kemauan untuk melaksanakan itu tergantung kepada budi. Tujuan pemerintah yang benar adalah mendidik warganya mempunyai budi.

Konsep Idealisme dalam Filsafat Pendidikan

Idealisme adalah sebuah istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18. Leibniz menerapkan istilah ini dengan dasar pemikiran tokoh aliran idealisme pertama, Plato (427-374 SM) murid Sokrates. Dan sekaligus mempertentangkannya dengan paham materialism epikuros. Idealisme merupakan salah satu aliran filsafat yang menekankan bahwa realitas sesungguhnya berasal dari ide, pikiran, dan gagasan, bukan dari dunia materi. Aliran ini berpandangan bahwa dunia fisik hanyalah representasi dari dunia ide. Dalam pendidikan, idealisme menekankan pada pengembangan karakter, moralitas, dan kebijaksanaan yang dianggap lebih penting daripada pengetahuan praktis. Pendidikan idealis bertujuan untuk membantu siswa mencapai potensi tertinggi mereka melalui eksplorasi ide-ide besar dan nilai-nilai abadi.

Beberapa tokoh penting dalam idealisme adalah Plato dan Immanuel Kant. Plato percaya bahwa dunia yang kita lihat hanyalah bayangan dari realitas yang lebih tinggi, yaitu dunia ide. Sementara Kant menekankan pentingnya pemahaman tentang moralitas dan etika yang harus menjadi landasan dalam pendidikan.

Idealisme terpusat pada keberadaan lembaga sekolah. Pendidikan bagi kaum idealisme, harus eksis sebagai sebuah lembaga dalam sebuah proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan alam semata. Bagi aliran idealisme, peserta didik adalah merupakan pribadi tersendiri sebagai makhluk spiritual. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual adalah merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, tapi berpusat pada idealism.

Tujuan pendidikan menurut aliran idealisme, terdiri dari 3 hal:

  • Tujuan untuk individual: bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik
  • Tujuan untuk masyarakat (sosial): perlunya persaudaraan antar manusia
  • Tujuan untuk campuran keduanya: gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.

Guru memegang peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, sebagai pilar utama yang membentuk masa depan generasi penerus. Pendidikan, sebagai proses pengembangan potensi individu, tidak dapat berjalan efektif tanpa kehadiran guru yang kompeten dan berdedikasi. Guru bukan hanya sebagai penyampai pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator yang membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual, emosional, dan sosial. Mereka menjadi teladan dalam nilai-nilai moral dan etika, yang turut mempengaruhi pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu, memahami fungsi guru dalam pendidikan menjadi sangat krusial, karena mereka memiliki pengaruh langsung terhadap kualitas pembelajaran, perkembangan pribadi siswa, dan akhirnya, terhadap kualitas masyarakat yang akan datang. Sebelum membahas lebih jauh tentang fungsi guru dalam dunia pendidikan, penting untuk memahami peran sentral mereka sebagai agen perubahan dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Fungsi guru dalam sistem pengajaran menurut aliran idealisme adalah sebagai berikut:

  • Guru adalah personifikasi dari kenyataan anak didik: Artinya, guru merupakan wahana atau fasilitator yang mengantarkan anak didik dalam mengenal dunianya melalui materi-materi dalam aktivitas pembelajaran. Sehingga guru memahami kondisi peserta didik dari berbagai sudut, baik mental, fisik, tingkat kecerdasan dan lain sebagainya
  • Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa: Artinya, seorang guru itu harus mempunyai pengetahuan yang lebih dari pada anak didik.
  • Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik : Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi-potensi pedagogik yaitu kemampuan untuk mengembangkan suatu model pembelajaran, baik dari segi materi dan yang lainnya
  • Guru haruslah menjadi pribadi yang baik, sehingga disegani oleh murid : Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi kepribadian yaitu karakter dan kewibawaan yang berbeda dengan guru yang lain
  • Guru menjadi teman dari para muridnya : Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi sosial yaitu kemampuan dalam berinteraksi dengan anak didik

Implementasi idealisme dalam pendidikan berfokus pada pengembangan aspek intelektual, moral, dan spiritual peserta didik, yang menempatkan ide-ide besar serta nilai-nilai abadi sebagai pusat dari proses pembelajaran. Aliran filsafat ini menekankan pentingnya pembentukan karakter dan pengembangan potensi individu untuk mencapai kebenaran dan kebajikan yang lebih tinggi. Dalam pendidikan yang berlandaskan idealisme, guru memiliki peran penting sebagai pembimbing yang mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi konsep-konsep filosofis, etika, dan estetika, serta mendorong mereka untuk mencapai pemahaman mendalam tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Sebelum membahas lebih jauh tentang penerapan idealisme dalam pendidikan, penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar filsafat ini dan bagaimana pengaruhnya dapat menciptakan sistem pendidikan yang berfokus pada pengembangan holistik peserta didik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline